ACEHSIANA.COM, Solo – Dua siswa SMA Negeri Unggul Subulussalam, Kota Subulussalam berhasil meraih medali perak pada ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2019. Kepastian ini diperoleh berdasarkan hasil pengumuman dewan juri di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah pada Kamis (18/10).
Syachri Ramadhan, Guru pembimbing OPSI SMAN Unggul Subulussalam menjelaskan bahwa kedua siswa yang telah mengharumkan nama Subulussalam pada ajang penelitian bergengsi tingkat nasional itu adalah Muhad Alfianda Nasution dan Hilmi. Keduanya tampil memukau dan sukses menyisihkan 106 kelompok peneliti yang lolos ke Solo. Adapun bidang yang mereka geluti adalah ilmu sosial dan humaniora.
“Setiap tahun SMAN Unggul Subulussalam selalu lolos ke tingkat nasional dan tahun ini kita meloloskan dua kelompok. Alhamdulillah salah satu kelompok kita meraih medali perak. Tentu ini menjadi kebanggan kami yang mampu mengharumkan nama Subulussalam dan Aceh di tingkat nasional. Kami persembahkan medali ini untuk seluruh warga SMAN Unggul Subulussalam, masyarakat Kota Subulussalam dan juga masyarakat Aceh pada umumnya. Kita berharap tahun depan kita dapat meraih prestasi yang lebih baik lagi” kata Syachri dengan wajah berseri.
Lebih lanjut Syachri menungkapkan bahwa dalam ajang nasional yang berlangsung pada tanggal 14-18 Oktober 2019 kedua kelompok sudah menampilkan yang terbaik Meskipun hanya satu kelompok yang memperoleh medali perak tetapi mereka adalah kebanggaan SMAN Unggul Subulussalam. Peraih medali perak mempresentasikan penelitian yang berjudul “Strategi Marketing Melalui Kemasan Berbasis Komik Untuk Meningkatkan Nilai Jual Keripik Singkong”.
“OPSI merupakan ajang kompetisi yang bergengsi para peneliti muda seluruh Indonesia. Perlu diketahui bahwa tahun ini OPSI diikuti oleh 1214 kelompok dari seluruh Indonesia. Setelah melalui seleksi yang ketat maka hanya106 kelompok yang lolos finalis. Dua kelompok diantaranya berasal dari SMAN Unggul Subulussalam. OPSI dibagi dalam tiga bidang, yaitu bidang Fisika Terapan dan Rekayasa, Matematika, Sains dan Teknologi, sera Ilmu Sosial dan Humaniora” pungkas Syachri.
Kontributor: Qusthalani