Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

Siswa Ini Bunuh Diri Akibat Takut Ketinggalan Kelas Online dan Tidak Mampu Beli Kuota Internet

Siswa Ini Bunuh Diri Akibat Takut Ketinggalan Kelas Online dan Tidak Mampu Beli Kuota Internet
Ilustrasi bunuh diri

ACEHSIANA.COM, New Delhi – Seorang siswa di India melakukan bunuh diri akibat takut ketinggalan kelas online dan tidak mampu membeli kuota internet untuk belajar online. Peristiwa tersebut terjadi di rumahnya di Valancherry, Kerala, India dengan cara meminum racun.

Sang ayah yang tidak bekerja karena sakit menjelaskan, remaja 14 tahun itu sempat depresi karena tidak bisa ikut kelas online.

“Dia selalu mengatakan agar kami membetulkan televisi, sehingga dia bisa segera ikut kelas yang diselenggarakan daring,” ujar ayahnya.

Namun seperti dilansir Daily Mirror Jumat (5/6), ayahnya menerangkan mereka tak punya uang memperbaiki televisi, apalagi membeli ponsel.

Diberitakan India Today, terdapat catatan yang ditinggalkan Devika ketika mereka menggelar investigasi. “Saya pergi,” begitu ucapan terakhir dari dia. Kasus itu memantik gelombang protes di Kerala, karena menjadi bukti nyata ketimpangan di India buntut adanya pandemi virus corona. Siswa miskin yang tinggal di pedesaan mengalami kesulitan selama wabah ini, kata Abhijith, Ketua Serikat Siswa Negara Bagian Kerala.

“Tindakan yang dilakukan pemerintah membuat para murid miskin ini berada dalam kondisi depresi dan stres karena tak bisa ikut kelas online,” paparnya.

Menteri Pendidikan, Profesor C Raveendranath, memerintahkan agar Kantor Pendidikan Distrik menyelidiki kematian Devika.

Dia menjelaskan pihaknya sudah melakukan survei terkait fasilitas murid-murid, dan memperkenalkan kelas lingkungan bagi mereka yang tak punya ponsel atau TV.

“Kami telah meluncurkan kelas daring berdasarkan pendekatan eksperimental, dan akan terus memperkenalkan kelas itu,” jelas Raveendranath.

Beberapa sekolah di Negeri “Bollywood” sudah mulai dibuka, dengan ada yang masih menyediakan layanan via online selama pandemi. Pemerintah negara bagian sudah menginstruksikan otoritas lokal untuk membuat kelas lingkungan, guna mengakomodasi mereka yang tak punya internet. (*)