AcehSiana.com – Bireuen – Dalam kunjungan pada hari ke-5 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di beberapa sekolah pedalaman Jumat 19 Juli 2024.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Bireuen, Abdul Hamid, memantau langsung pelaksanaan kegiatan di SMAN 1 Peusangan Siblah Krueng dan SMAN 1 Makmur. Dalam kunjungannya, Hamid mengungkap beberapa temuan yang memprihatinkan terkait kemampuan dasar siswa.
Di SMAN 1 Peusangan Siblah Krueng, Hamid memberikan materi literasi dan numerasi kepada para siswa. Saat bertanya kepada beberapa siswa tentang perkalian dasar, seperti “5 x 5 berapa?” beberapa siswa spontan menjawab “55”. Jawaban ini mengindikasikan bahwa beberapa siswa belum menguasai perkalian dasar, yang kemudian disambut riuh oleh siswa lainnya di ruangan tersebut.
Menanggapi hal ini, Hamid langsung memberikan instruksi kepada kepala sekolah untuk memprioritaskan pengajaran perkalian di kelas matematika. “Saya minta kepala sekolah untuk memerintahkan guru matematika agar lebih giat mengajarkan perkalian. Bila perlu, siswa diminta menghafal perkalian. Ini konsep dasar matematika, seperti perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan. Jika perkalian tidak tahu, pasti pembagian juga tidak bisa,” tegas Hamid.
Di SMAN 1 Makmur, Hamid menemukan masalah lain yang tidak kalah serius. Beberapa siswa di sekolah ini ternyata tidak bisa membaca Al-Qur’an. Fenomena ini sangat memprihatinkan, mengingat Aceh dikenal dengan nilai-nilai keislaman yang kental. Hamid mengingatkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an adalah hal yang fundamental bagi siswa di Aceh.
“Saya minta kepala sekolah untuk memanggil wali siswa dan membicarakan hal ini. Anak harus bisa membaca Al-Qur’an. Karena waktu di sekolah tidak cukup untuk remedial, maka perlu peran orang tua di rumah untuk mengajarkan. Sekolah tidak cukup waktu untuk mengajarkan semua ini, maka perlu kerjasama antara sekolah dan orang tua,” ujar Hamid dengan tegas.
Hamid berharap dengan adanya langkah-langkah ini, kemampuan dasar siswa dalam hal matematika dan membaca Al-Qur’an dapat meningkat. “Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Sekolah dan orang tua harus bersinergi untuk memastikan anak-anak kita mendapatkan pendidikan yang lengkap, baik secara akademis maupun spiritual,” tutupnya.
Kunjungan Kacabdin Bireuen ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah pedalaman, serta memperkuat kerjasama antara sekolah dan orang tua dalam mendidik generasi muda Aceh.