Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

Pilih Kasih dan Standar Ganda, Presiden IOC Sebut Olimpiade Paris 2024 Tak Terkait Politik

Pilih Kasih dan Standar Ganda, Presiden IOC Sebut Olimpiade Paris 2024 Tak Terkait Politik

ACEHSIANA.COM, Paris – Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, menegaskan bahwa Olimpiade Paris 2024 tidak akan disangkutpautkan dengan urusan politik.

Pernyataan ini muncul di tengah tuduhan adanya standar ganda terkait perlakuan istimewa terhadap penjahat perang Israel, sementara Rusia dan Belarusia dilarang berpartisipasi dalam beberapa cabang olahraga karena perang di Ukraina.

IOC telah melarang atlet Rusia menghadiri parade pembukaan Olimpiade Paris pada Juli 2024. Selain itu, Rusia dan Belarusia juga dilarang mengikuti olahraga beregu di Olimpiade.

IOC menetapkan prosedur pemeriksaan dua langkah agar atlet individu dari negara-negara tersebut diberikan status netral. Namun, penjajah Israel yang terlibat dalam agresi terhadap Palestina mendapatkan perlakuan berbeda.

Sebelumnya, beberapa anggota parlemen Prancis dari sayap kiri menolak kehadiran atlet penjajah Israel. Komite Olimpiade Palestina juga melayangkan protes agar ada pemboikotan terhadap atlet penjahat perang Israel di Olimpiade.

“Posisi IOC sangat jelas. Kami memiliki dua Komite Olimpiade Nasional, itulah perbedaannya dengan dunia politik, dan dalam hal ini keduanya telah hidup berdampingan secara damai,” kata Thomas Bach.

“NOC Palestina sangat diuntungkan. Palestina bukan negara anggota PBB yang diakui tetapi NOC adalah Komite Olimpiade Nasional yang diakui menikmati hak dan peluang yang sama seperti semua NOC lainnya,” tambah Bach.

Seruan NOC Palestina menyoroti meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza, yang kini diperkirakan mencapai 39.090 korban menurut perkiraan terbaru dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Krisis kemanusiaan yang berkembang ini berdampak pada Olimpiade Paris.

Beberapa politisi sayap kiri Prancis juga menyerukan agar atlet penjahat perang Israel dilarang dengan cara yang sama seperti atlet Rusia dan Belarusia yang telah dilucuti haknya untuk bersaing di bawah bendera nasional mereka selama invasi 2022 ke Ukraina.

Namun, seruan tersebut tidak diindahkan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

“Atlet Israel diterima di negara kami. Mereka harus dapat bersaing di bawah warna mereka karena gerakan Olimpiade telah memutuskannya,” kata Macron.

Editor: Darmawan