ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Kepala SLB YAPDI Banda Aceh, Heni Ekawati SPd MPd, mendapat kehormatan sebagai narasumber dalam kegiatan Mushaf Al-Quran Isyarat bagi Penyandang Disabilitas Rungu Wicara (PDSRW) yang diselenggarakan oleh UPTD Balai Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Dinas Pendidikan Aceh pada Kamis (29/8).
Kegiatan ini menyoroti pentingnya pengajaran Al-Quran bagi individu dengan disabilitas, khususnya mereka yang memiliki keterbatasan dalam mendengar dan berbicara.
Sebagai narasumber Al-Quran Isyarat PDSRW yang telah mewakili Provinsi Aceh sejak tahun 2021, Heni bekerjasama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Kementerian Agama RI dan Kemendikbudristek.
Peran ini telah memperkuat dedikasinya dalam mengembangkan literasi Al-Quran bagi PDSRW, sehingga mereka juga dapat memperoleh pengetahuan agama yang mendalam.
Dalam kesempatan ini, Heni menjelaskan latar belakang pentingnya Mushaf Al-Quran Isyarat bagi PDSRW.
Menurutnya, seluruh umat Muslim memiliki kewajiban untuk membaca dan memahami Al-Quran sebagai pedoman hidup yang diturunkan oleh Allah SWT.
Oleh karena itu, setiap Muslim, termasuk yang memiliki keterbatasan pendengaran dan berbicara, harus memiliki kesempatan yang sama untuk mempelajari dan membaca Al-Quran.
“Semua umat Muslim di dunia wajib membaca Kitab Suci Al-Quran. Ini adalah pedoman hidup yang Allah turunkan sebagai bekal kita di akhirat kelak. Karena itu, mereka yang tidak bisa mendengar dan berbicara juga harus dapat mengaji seperti yang lainnya. Setiap orang memiliki hak dan kewajiban untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat,” jelas Heni.
Bekerjasama dengan LPMQ Kemenag RI dan Kemendikbudristek, Heni dan timnya telah menyusun Mushaf Al-Quran Isyarat sebagai acuan bagi PDSRW dan para pengajar.
Tujuannya adalah agar PDSRW memiliki pemahaman yang sama dalam membaca dan mempelajari Al-Quran, dengan pendekatan khusus seperti penggunaan ujaran, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh untuk membantu mereka dalam mengaji dan memahami bacaan Al-Quran.
Heni juga mengajak seluruh guru yang mengajar anak-anak tunarungu serta siswa SLB Tunarungu untuk belajar dan mengimplementasikan Mushaf Al-Quran Isyarat yang telah diterbitkan.
Ia berharap, melalui kerja keras dan dedikasi ini, semua PDSRW di Aceh dapat mengaji seperti anak-anak lainnya, serta siap berbagi ilmu kepada siapa saja yang membutuhkan.
“Kami berharap Mushaf Al-Quran Isyarat ini dapat diimplementasikan secara luas agar semua PDSRW mampu mengaji seperti anak lainnya. Ini adalah usaha kami untuk memberikan mereka bekal yang tak ternilai bagi kehidupan dunia dan akhirat,” ungkap Heni dengan penuh harapan.
Heni juga mengajak seluruh sekolah SLB di Provinsi Aceh untuk terus mendampingi dan mengajarkan Mushaf Al-Quran Isyarat kepada PDSRW, baik yang masih bersekolah maupun yang sudah lulus.
Ia menekankan bahwa kemampuan membaca Al-Quran merupakan bekal amal ibadah yang penting untuk masa depan mereka.
Dengan tekad yang kuat, Heni berkomitmen untuk terus mendampingi dan memberikan pemahaman kepada PDSRW dalam hal membaca dan memahami Al-Quran.
Karya besar ini diharapkan akan memberi dampak positif bagi seluruh penyandang disabilitas rungu wicara di Aceh, menjadikan mereka lebih dekat dengan agama dan memiliki akses yang sama terhadap pengetahuan Al-Quran. (*)
Editor: Darmawan