ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Deputi Operasi Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA), Edy Kurniawan, mengumumkan penemuan cadangan gas baru di Desa Meudang Ara, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara. Cadangan gas ini ditemukan di wilayah kerja Blok B.
“Iya, kita telah menemukan cadangan gas baru atau C1 A berada di Desa Meudang Ara, Aceh Utara,” ujar Edy pada Selasa (9/7).
Edy menjelaskan bahwa gas tersebut ditemukan pada hari sebelumnya. Berdasarkan program kerja yang dilakukan BPMA, lapisan Seurela diperkirakan mampu memproduksi sebesar 11.4 MMSCFD dan 300 BCPD pada kedalaman 6450 ft di lapangan Rayeu C1A.
“Untuk rencana selanjutnya akan tes uji kandungan untuk menentukan kemampuan sumur,” sebut Edy.
Selain itu, pengembangan akan dilakukan setelah ada persetujuan Plan of Development (PoD).
Sebelumnya, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdinur, mengumumkan bahwa Mubadala Energy menemukan cadangan gas ketiga terbesar di dunia. Penemuan ini berada di sumur eksplorasi Layaran-1 Kontrak Kerja Sama (KKS) South Andaman.
“South Andaman merupakan wilayah kerja Migas yang secara geografis terletak di atas 12 mil perairan laut Aceh,” ucap Mahdinur.
Mahdinur menjelaskan bahwa Mubadala Energy berada di bawah regulator Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas. Penemuan gas terbesar ketiga di dunia ini diumumkan oleh Mubadala Energy pada hari sebelumnya.
“Di mana hasil pengeboran offshore pada sumur Layaran-1 telah berhasil positif yang memiliki potensi mencapai 6 tcf gas-in-place,” sebut Mahdinur.
Mahdinur berharap penemuan gas baru ini dan suksesnya pengeboran sumur eksplorasi Timphan-1 di WK Andaman II oleh Harbour Energy/Primer Oil menjadi angin segar bagi Aceh.
“Ini akan menjadi harapan dan mimpi kejayaan migas Aceh. Sebagaimana masa lalu kelak akan terwujud kembali,” tuturnya.
Mahdinur mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut terlibat dalam menunjang kekayaan Aceh.
“Semoga kita tidak lagi menonton, tetapi berpikir strategis melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan. Supaya masa kesempatan lapangan kerja kepada putra putri Aceh tertampung sebanyak-banyaknya,” imbuh Mahdinur.
Mahdinur menjelaskan bahwa penemuan gas tersebut otomatis akan menambah pendapatan asli Aceh di masa mendatang.
PT Pembangunan Aceh (PEMA) akan mengambil peran usaha di berbagai rantai bisnis hulu dan hilir usaha migas di Aceh. Penemuan gas ini juga menjadi pengganti dana otonomi khusus Aceh yang segera berakhir.
“Walaupun tidak sebesar yang sudah diterima oleh Pemerintah Aceh saat ini, namun mungkin saja bisa lebih besar,” pungkas Mahdinur. (*)
Editor: Darmawan