ACEHSIANA.COM, Gaza – Kelompok perlawanan Palestina Hamas menyatakan bahwa tentara penjajah Israel tidak akan merasakan akhir bahagia di Gaza, setelah 24 pasukan penjajah Israel tewas dalam serangan bersama oleh Hamas dan kelompok lainnya pada Selasa (23/1).
Serangan itu merupakan balasan atas pembunuhan seorang komandan senior Hamas, Nizar Banat, oleh pasukan penjajah Israel di Tepi Barat pada Senin (22/1). Banat adalah salah satu pemimpin sayap militer Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam.
“Kami memberi tahu musuh bahwa mereka tidak akan menemukan akhir bahagia di Gaza. Mereka akan menghadapi neraka dan kekalahan,” kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, dalam sebuah pernyataan.
Barhoum menambahkan bahwa serangan itu juga merupakan respons terhadap “kejahatan dan agresi” penjajah Israel terhadap rakyat Palestina di Yerusalem, Tepi Barat, dan Gaza.
Menurut sumber-sumber Palestina, serangan itu dilakukan oleh Hamas, Jihad Islam, Brigade al-Aqsa, dan Komite Perlawanan Rakyat. Mereka menargetkan pos-pos militer dan kendaraan lapis baja penjajah Israel di sepanjang perbatasan Gaza.
Sumber-sumber penjajah Israel mengatakan bahwa 24 tentara penjajah Israel tewas dan 36 lainnya terluka dalam serangan itu. Mereka mengklaim bahwa mereka berhasil menggagalkan sebagian besar serangan roket dan mortir yang diluncurkan dari Gaza.
Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, mengutuk serangan itu dan bersumpah untuk membalasnya dengan keras. Dia mengatakan bahwa penjajah Israel akan terus melakukan operasi militer di Gaza hingga mencapai tujuannya untuk menghancurkan infrastruktur dan kemampuan Hamas.
“Kami tidak akan membiarkan Hamas dan kelompok teroris lainnya mengancam keamanan dan kedaulatan Israel. Kami akan terus bertindak dengan kekuatan penuh dan menyerang sasaran-sasaran mereka tanpa ampun,” kata Netanyahu dalam sebuah pidato.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat untuk membahas eskalasi kekerasan di Gaza. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan penghentian segera permusuhan dan mengulangi dukungannya untuk solusi dua negara.
“Kami sangat prihatin dengan situasi di Gaza dan dampaknya terhadap warga sipil. Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menghormati hukum humaniter internasional. Kami juga menegaskan kembali komitmen kami untuk mencapai perdamaian yang adil dan langgeng antara Israel dan Palestina,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan. (*)
Editor: Darmawan