ACEHSIANA.COM. IDI – SMK Negeri 1 Julok Kabupaten Aceh Timur, menggelar kegiatan pengajian rutin setiap hari Jumat yang dilaksanakan di Mushalla Bahrul Ilmi sekolah tersebut.
Kepala SMKN 1 Julok, Faisal, ST MPd, Jum’at (9/5/2025) mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan karakter siswa.
“Kegiatan ini kita laksanakan setiap Jum’at di mushalla sekolah. Tujuannya untuk meningkatkan karakter dan akhlak murid. Semoga dengan menjadikan mushalla sebagai tempat menimba ilmu agama, anak-anak kami benar-benar bisa menyelami ‘lautan ilmu’,” ujar Faisal.
Pengajian Jum’at ini diisi oleh guru-guru Pendidikan Agama Islam (PAI) secara bergiliran. Untuk pekan ini, tausiah disampaikan oleh Tgk. Affandi MPd, salah seoran guru agama di sekolah ini.
Dalam tausiahnya, Tgk Affandi mengangkat tema “Adab Guru dan Murid,” yang merujuk pada kitab klasik Siyarus Salikin.
Ia menjelaskan, adab seorang murid terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu adab terhadap dirinya sendiri dan adab terhadap gurunya.
“Adab terhadap diri sendiri terdiri dari tujuh hal, di antaranya menyucikan hati dari sifat tercela seperti ujub, takabur, riya, dan hasad. Hati harus dibersihkan dengan sifat ikhlas, benar, zuhud, dan tawadhu,” sebut Tgk Affandi.
Kemudian, adapun adab kepada guru mencakup penghormatan, kesopanan, dan keseriusan dalam menuntut ilmu, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Siyarus Salikin.
Lebih lanjut, Tgk. Affandi juga memaparkan adab guru terhadap murid, yang jumlahnya mencapai 17 poin penting. Diantaranya adalah tidak merasa malu untuk mengakui jika tidak tahu, tidak meminta bayaran dalam mengajar, serta menunjukkan kasih sayang kepada murid layaknya kasih sayang seorang ayah kepada anaknya.
“Sabda Nabi SAW : Aku bagimu seperti seorang ayah bagi anaknya. Maka hubungan guru dan murid seharusnya dilandasi kasih sayang, bukan semata formalitas,”ungkapnya.
Tgk. Affandi menekankan, bahwa guru juga memiliki tanggung jawab moral dalam mendidik.
Katanya, seorang guru tidak boleh malu berkata “aya tidak tahu,” jika memang belum memahami suatu ilmu. Guru juga tidak boleh mengajar hanya karena mengharap bayaran, tapi karena kasih sayang dan niat mendidik. Nabi SAW bersabda: Aku bagi kalian bagaikan ayah bagi anak-anaknya,” imbuhnya.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para siswa dan guru. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Muhammad Nasir SPi MSi berharap, pengajian ini menjadi budaya sekolah yang terus mengakar.
“Kami ingin siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara spiritual dan berakhlak mulia. Semoga ini menjadi ladang pahala dan sumber keberkahan bagi sekolah kita,” ujar Nasir.
Ia menyampaikan, bahwa kegiatan ini selaras dengan program penguatan pendidikan karakter (PPK) yang dicanangkan pemerintah.
“Kita ingin membangun kultur sekolah yang religius dan humanis. Kegiatan seperti ini penting agar anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab, santun, dan rendah hati,” kata Nasir.
Salah seorang siswa kelas XI, Nabila mengaku senang mengikuti pengajian ini.
Dia merasa materi yang disampaikan menyentuh langsung kehidupan sehari-hari mereka sebagai pelajar.
“Saya baru sadar ternyata banyak hal kecil yang kita anggap biasa, seperti bersikap cuek kepada guru, itu bisa jadi bentuk kurang adab. Pengajian ini membuka mata dan hati kami,” ucap Nabila.
Sementa itu, guru PAI lainnya, Fitriani SPdI yang akan menjadi pemateri di pekan depan mengungkapkan, bahwa tema pengajian akan dibuat variatif dan menyentuh berbagai aspek kehidupan siswa.
“Kami akan bahas tema-tema seperti pentingnya shalat, menjaga lisan, pergaulan remaja dalam Islam, hingga akhlak digital. Semua disampaikan dengan pendekatan yang ringan namun bermakna,” tutur Fittiani.
Ditambahkannya, program pengajian ini juga menjadi ajang kolaborasi antar guru dalam menyusun materi-materi yang kontekstual. Setiap guru diberikan kesempatan menjadi pemateri sesuai jadwal yang disepakati bersama.
“Pengajian Jumat ini diharapkan terus menjadi tradisi mulia yang memperkaya nilai spiritual di lingkungan sekolah kejuruan ini,” pungkas Fitriani. (*)