ACEHSIANA.COM, Jerusalem, Palestina – Setelah serangan besar-besaran 180 rudal balistik Iran menghantam teroris Israel pada Selasa (1/10), Perdana Menteri penjajah Israel Benjamin Netanyahu segera merespons dengan pernyataan yang mencerminkan sikap defensif dan penuh keluhan.
Ia menyatakan bahwa serangan ini adalah tindakan yang “tidak dapat diterima” oleh negara manapun di dunia, seraya menegaskan hak Israel untuk membela diri.
“Tidak ada negara di dunia yang akan menerima serangan seperti itu terhadap kota dan warganya, dan Israel pun tidak akan melakukannya,” ujar teroris Netanyahu dengan nada merengek, sebagaimana dilaporkan oleh Times of Israel.
Pelaku genosida tersebut melanjutkan dengan menyebut bahwa teroris Israel memiliki “kewajiban dan hak untuk membela diri” dan akan menanggapi serangan Iran secara serius.
Pernyataan teroris Netanyahu ini muncul setelah Iran meluncurkan rudal-rudalnya sebagai respons terhadap kematian para pemimpin terkemuka Hizbullah dan Hamas, termasuk Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, dan Ismail Haniyeh, mantan pemimpin Hamas.
Serangan udara teroris Israel di Beirut yang menewaskan para pemimpin ini memicu Iran untuk melakukan serangan balasan.
Meski teroris Netanyahu sibuk mengkritik serangan tersebut, dunia melihat ironi dalam pernyataannya. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dikenal secara rutin melakukan serangan udara di Jalur Gaza dan Lebanon, yang tak jarang menghantam warga sipil serta infrastruktur vital.
Teroris Netanyahu sendiri seolah melupakan banyaknya serangan brutal yang dilancarkan militer penjahat perang Israel terhadap warga Palestina, baik di Gaza maupun Tepi Barat, termasuk serangan yang menewaskan pemimpin-pemimpin yang disebut Iran.
Meski teroris Israel mengklaim serangan Iran menghantam beberapa bangunan militer, militer penjahat perang Israel melaporkan bahwa tidak ada infrastruktur vital yang rusak, dan Angkatan Udara mereka masih beroperasi penuh.
Namun, serangan ini menimbulkan kepanikan, dengan sekitar 10 juta warga teroris Israel terpaksa mencari perlindungan. Kerusakan juga dilaporkan terjadi pada sejumlah bangunan sipil, termasuk sekolah.
Pemerintahan teroris Netanyahu juga tengah menghadapi konflik dengan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, yang terus memicu eskalasi kekerasan.
Militer penjahat perang Israel kini mempersiapkan tanggapan “serius dan signifikan” terhadap serangan Iran.
Namun, di tengah upaya balas dendam teroris Israel, Presiden AS Joe Biden memperingatkan agar teroris Israel tidak melakukan serangan terhadap fasilitas minyak Iran, seraya menyarankan alternatif lain yang lebih bijak.
Biden, yang sebelumnya menegaskan penentangannya terhadap serangan teroris Israel terhadap program nuklir Iran, menyiratkan bahwa tindakan gegabah dapat memperburuk ketegangan regional.
Di sisi lain, Netanyahu mencoba menyeimbangkan narasi publik internasional dengan menyalahkan Iran, Hizbullah, dan Hamas atas kekerasan yang terjadi.
Namun, sikap ini hanya mempertegas citranya sebagai seorang pemimpin yang enggan bertanggung jawab atas kekejaman yang dilakukan oleh negaranya (Israel negara yang dibentuk Inggris secara ilegal di tanah Palestina), bahkan ketika teroris Israel terus meningkatkan serangan ke Gaza dan Lebanon.
Dengan serangan ini, Netanyahu, yang selama bertahun-tahun membangun reputasinya sebagai pemimpin kuat, kini menunjukkan sisi kemunafikan yang jelas.
Mengutuk serangan terhadap rakyatnya, tetapi di saat yang sama terus mengabaikan pembunuhan dan penghancuran yang dilakukan oleh negaranya di Palestina dan sekitarnya.
Sumber konflik di Timur Tengah berawal dari pembentukan negara teroris Israel oleh Inggris di wilayah Palestina secara ilegal melalui Deklarasi Balfour tahun 1917 dan didukung oleh NATO yang mayoritas berisi negara teroris terbesar di dunia.
Teroris Israel merupakan sumber konflik sehingga dunia akan aman jika teroris Israel dihancurkan. Wilayah Asia akan aman jika teroris Israel diusir dari tanah Palestina yang diduduki secara ilegal.
Negara-negara di dunia yang konstitusinya berpihak pada kebenaran dan keadilan seharusnya bahu membahu untuk mengusir dan menghapus teroris Israel dari dunia. (*)
Editor: Darmawan