Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

Kemendikbudristek Percepat Transformasi Pendidikan Melalui Empat Platform Digital

Kemendikbudristek Percepat Transformasi Pendidikan Melalui Empat Platform Digital

ACEHSIANA.COM, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus menunjukkan komitmennya dalam mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia.

Upaya ini diwujudkan melalui pemanfaatan sejumlah platform digital yang dirancang untuk memperkuat ekosistem pendidikan, khususnya di tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Empat platform digital yang telah diluncurkan oleh Kemendikbudristek, yakni Platform Merdeka Mengajar (PMM), Rapor Pendidikan, Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah), dan Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS), menjadi motor penggerak dalam meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, pengelolaan, dan monitoring pendidikan.

Selain itu, platform-platform ini juga bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran sekolah.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menegaskan pentingnya teknologi dalam mendukung kemajuan pendidik dan tenaga kependidikan.

Menurutnya, teknologi berperan penting dalam membangun budaya pembelajaran yang baik dalam organisasi sekolah, terutama jika sumber daya manusianya berkualitas.

“Sekolah itu layaknya organisasi. Budaya dari pembelajaran hanya tercipta kalau SDM-nya baik. Untuk mendukung pengembangan SDM, kita membuat bermacam-macam platform teknologi yang meningkatkan kapasitas dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan,” ujar Nadiem di Jakarta beberapa waktu lalu.

Salah satu contoh konkret pemanfaatan teknologi dalam pendidikan adalah Platform Merdeka Mengajar (PMM). Platform ini dirancang oleh Kemendikbudristek untuk membantu guru dalam mengikuti pelatihan dan program peningkatan keterampilan secara mandiri.

Guru dapat secara mandiri meningkatkan kompetensinya melalui puluhan ribu modul yang tersedia di PMM.

“Guru juga bisa membangun komunitas belajar dengan guru-guru lain. Misalnya yang di Jawa bisa membangun komunitas atau kelompok belajar dengan guru lain di Papua atau Maluku,” tambah Nadiem.

Platform lainnya adalah Rapor Pendidikan yang diperkenalkan melalui Merdeka Belajar Episode ke-19. Rapor Pendidikan menyajikan laporan hasil Asesmen Nasional secara komprehensif serta menyediakan analisis lintas sektor untuk satuan pendidikan dan daerah.

Platform ini berfungsi sebagai alat refleksi dan identifikasi masalah, memungkinkan satuan pendidikan untuk merancang strategi pembenahan berbasis data.

Hingga Maret 2024, seluruh pemerintah daerah di Indonesia sudah mengakses Rapor Pendidikan, dan 90 persen di antaranya telah memanfaatkan informasi tersebut untuk perencanaan dan penganggaran berbasis data.

Selain itu, lebih dari 350 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia telah menggunakan Rapor Pendidikan untuk meningkatkan berbagai indikator pendidikan.

“Saya sangat terbantu dengan data dan kondisi capaian sekolah yang terdapat di Rapor Pendidikan sehingga saya dan guru-guru dapat menentukan indikator prioritas mana yang akan kami refleksikan dan tingkatkan kualitasnya,” ujar Eri Anggerianto, Kepala SD Negeri 14 Sijuk, Kabupaten Belitung, yang juga merupakan Ketua Komunitas Belajar Gugus Kepang Dua.

Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Jakarta, Dedeh Kurniasih, juga menyampaikan bahwa dengan adanya Rapor Pendidikan, proses evaluasi pendidikan menjadi lebih terarah.

“Di sana sudah tertera hingga ke akar masalah dan bentuk rekomendasi pembenahan, misalnya peningkatan kompetensi guru,” ungkapnya.

Platform teknologi lainnya, SIPLah dan ARKAS, dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas tata kelola satuan pendidikan. SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah) mempermudah proses pengadaan barang dan jasa di sekolah-sekolah dengan menyediakan katalog produk dan jasa yang telah diverifikasi.

Platform ini memungkinkan sekolah untuk melakukan pemesanan dengan lebih efisien dan transparan.

Data per Juni 2024 menunjukkan bahwa 273.647 sekolah telah menggunakan SIPLah. Platform ini dilengkapi dengan fitur pelaporan yang memudahkan sekolah dalam memantau dan melaporkan pengeluaran, serta memastikan bahwa penggunaan dana sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Sementara itu, ARKAS (Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) dirancang untuk memudahkan tenaga kependidikan dalam perencanaan, pencatatan, dan pelaporan penggunaan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP).

ARKAS versi ke-4 kini hadir dengan fitur yang lebih praktis, nyaman, dan aman, termasuk integrasi yang lebih baik dengan SIPLah, tampilan yang lebih intuitif, serta penghitungan pajak yang dilakukan secara otomatis.

Hingga Juni 2024, sebanyak 392.709 sekolah atau 91,28 persen sekolah telah aktif menggunakan aplikasi ARKAS.

Laporan hasil riset kepuasan pemangku kepentingan pada tahun 2023 mengungkapkan bahwa 80,99 persen pengguna merasa puas dengan penggunaan aplikasi ARKAS dan SIPLah.

Inovasi ini dinilai mampu memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi guru dan kepala sekolah dalam mengelola dana BOSP.

Safari, Kepala SMAN 2 Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menyatakan bahwa ARKAS dan SIPLah memberikan dampak besar bagi sekolah, terutama dalam hal perencanaan dan pelaporan.

“Pengintegrasian ARKAS dengan SIPLah sangat mempermudah kami. Proses perencanaan yang sebelumnya memakan waktu lama untuk validasi kini menjadi lebih cepat,” ungkap Safari.

Dengan berbagai inovasi ini, Kemendikbudristek berharap dapat terus memperkuat ekosistem pendidikan di Indonesia, sekaligus mendorong terciptanya pendidikan yang lebih berkualitas, transparan, dan akuntabel. (*)

Editor: Darmawan