ACEHSIANA.COM, Lhokseumawe – Puluhan guru SMAN 7 Lhokseumawe dilatih penggunaan aplikasi Meutuwah Nanggroe, aplikasi ujian berbasis digital secara offline. Pelatihan tersebut berlangsung pada tanggal 25 – 26 Februari 2022 di Laboratorium Komputer SMAN 7 Lhokseumawe.
Aplikasi Meutuwah Nanggroe merupakan aplikasi karya guru-guru Aceh yang tergabung dalam tim Ijakroeng. Aplikasi ini sudah pernah digunakan pada pelaksanaan try out seleksi guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah Kota Lhokseumawe, Supriariadi SPd yang diwakili oleh Kasubbag Tata Usaha, Jamaluddin SPd MM, saat membuka kegiatan menjelaskan bahwa sekolah harus mewujudkan komitmen dalam meloloskan siswa ke perguruan tinggi negeri (PTN).
“Merancang soal ada prinsip-prinsip dan tahapan-tahapan yang harus dilalui. Tahapan-tahapan ini harus dikuasai guru termasuk dalam merancang soal ujian berbasis digital,” ujar Jamaluddin.
Dikatakan Jamaluddin bahwa tugas guru adalah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Guru, tambah Jamaluddin, harus mengubah mindset jumlah jam mengajar 24 jam.
“Jumlah jam mengajar 24 jam itu adalah batas minimal. Guru maksimal dapat melaksanakan tugas 40 jam dimana 37,5 jam wajib dan selebihnya istirahat,” sebut Jamaluddin.
Lebih lanjut Jamaluddin menambahkan bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan maka guru harus memperbaiki managemen kelas. Jika management kelas sudah beres, maka pembelajaran akan berlangsung sebagaimana direncanakan.
Sementara itu Kepala SMAN 7 Lhokseumawe, Drs Mukhtaruddin MPd, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menjawab keluhan guru terhadap ujian semester selama ini yang berlangsung secara digital sejak dua tahun yang lalu.
“Ujian berbasis digital selama ini masih berlangsung secara online sehingga siswa dapat membuka beberapa tab baru pada search engine. Oleh karena itu kita akan menggunakan aplikasi Meutuwah Nanggroe ini untuk mengatasi keluhan tersebut,” jelas Mukhtaruddin.
Mukhtaruddin menambahkan bahwa setelah kegiatan tersebut bekerjasama dengan Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI) Wilayah Aceh. Aplikasi Meutuwah Nanggroe, tutur Mukhtaruddin, dapat melangsungkan ujian secara online dan atau offline.
“Kita menggunakan sistem ujian offline penuh. Siswa dapat menggunakan Android maupun laptop atau PC saat mengikuti ujian. Sistem ini kita harapkan mampu meningkatkan kualitas ujian kita sehingga kualitas layanan pendidikan kita juga meningkat,” pungkas Mukhtaruddin.
Amatan acehsiana.com, pelatihan tersebut menghadirkan langsung beberapa penggagas aplikasi Meutuwah Nanggroe yaitu Ketua Harian PP JSDI yang juga Kepala SMAN 1 Matangkuli, Khairuddin SPd MPd, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh Timur yang juga Kepala SMKN 1 Julok, Faisal ST, dan Sekretaris JSDI Aceh yang juga mahasiswa Doktor Teknologi Pendidikan Unimed, Jon Darmawan SPd MPd. (*)
Editor: Ami