Penulis : Hasan Basri,S.Pd, M.M.
Kep.Simpang Mamplam
Kedua tokoh fiksi indonesia itu ,merupakan pemain antagonis yang di tayang di televisi indonesia saat itu, walau pun hari ini sudah sangat langka di tayangkan . Mak lampir perempuan yang ahli di bidang ilmu sihir sedangkan Panglima kumbang merupakan seorang ahli dari ilmu bela diri. Kedua mereka tidak pernah bermain bersama tapi mereka berkomunikasi bersama.
Di sini penulis mengajak pembaca untuk memahami isi dari dialog mereka, ini dialognya :
*Kenapa wajah mu sekarang menakutkan lampir, tanya panglima kumbang
Sekarang aku tidak muda lagi wahai kumbang,
Aku sudah tua,
Kenapa kehadiran tua mu tidak kau tolak ,kata kumbang pada lampir, sehingga kau tetap cantik dan abadi.
Kecantikan abadi adalah salah satu dari kemenangan.
Kalau begitu, kau pasti tak akan mampu mencegah hadirnya maut.
Sebabkan kau tidak bisa menahan hadirbya tua.
Sedangkan akhir dari tua adalah maut.
Akun benci mendengar pernyataan itu panglima kumbang.! Cukup sekali panglima kumbang, tegas mak lampir.
Ingat mak lampir, kata kumbang, setiap orang akan mengalami mautnya
Tidak ia memiliki ajian pancasona rawa rontek, sambar angin atau segudang ajian yang lain, mereka juga aka di jemput maut termasuk kau lampir.**
Pesan moral dari percakapan antara Mak Lampir dan Panglima Kumbang adalah bahwa kematian adalah hal yang pasti bagi setiap makhluk hidup, tidak peduli seberapa kuat atau sakti mereka. Mak Lampir adalah seorang nenek sihir yang abadi, namun ia tetap akan mengalami kematian.
Salah satunya Allah SWT berfirman tentang tiap makhluk yang berjiwa akan menemui kematian dalam surat Ali Imran ayat 185. Berikut bacaannya,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
salah satu pesan yang terkandung dalam ayat di atas yaitu, setiap makhluk hidup yang bernyawa akan merasakan kematian.
Artinya, tiap manusia memiliki masanya yang telah ditakdirkan masing-masing dalam Lauh Mahfudz. Sebab itu, takdir kematian tersebut tidak akan mengenal usia muda atau pun tua, tidak pula mengenal jenis kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
Ayat 185 ini juga mengandung pesan agar umat muslim dapat mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk segala yang akan mereka hadapi di akhirat kelak. Umat muslim yang mampu mengaplikasikan pesan inilah yang disebut sebagai mukmin cerdas dalam salah satu sabda Rasulullah SAW.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan diri
menghadapi kematian:
Menjalani hidup dengan penuh makna
Kita harus menemukan makna hidup kita dan menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
Mengembangkan diri Kita harus terus mengembangkan diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Menjaga hubungan dengan orang lain**. Kita harus menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang kita cintai.
Menerima kenyataan**. Kita harus menerima kenyataan bahwa kematian adalah hal yang pasti akan terjadi pada kita.
Dengan mempersiapkan diri menghadapi kematian, kita akan dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan damai.
Simpang mamplam, 22 Jan 2024