Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

AS dan Inggris Serang Yaman, Houthi Ancam Balas Dendam

Pemimpin Houthi Sindir Arab Saudi dan UEA soal Genosida Israel di Gaza

ACEHSIANA.COM, Sanaa – Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah melancarkan serangan udara terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman, yang menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai enam lainnya. Serangan ini merupakan respons terhadap serangan-serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah, yang diklaim sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

Kelompok Houthi mengutuk serangan AS dan Inggris, dan menegaskan bahwa mereka akan membalas dengan sekuat tenaga. Mereka juga mengatakan bahwa serangan tersebut tidak akan menghentikan mereka dari menargetkan kapal-kapal yang menuju atau berasal dari Israel.

“Musuh Amerika dan Inggris memikul tanggung jawab penuh atas agresi kriminalnya terhadap rakyat Yaman, dan hal ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan tidak dihukum,” kata juru bicara militer Houthi Brigadir Jenderal Yahya Saree dalam sebuah pernyataan video, Jumat (12/1), dikutip laman Al Arabiya.

Dia mengungkapkan, AS dan Inggris meluncurkan 73 serangan ke lima wilayah yang dikendalikan Houthi, termasuk ibu kota Sanaa. Namun Saree tidak menjelaskan situs atau fasilitas milik Houthi apa saja yang terdampak serangan AS dan Inggris.

Sementara itu juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, mengatakan, tidak ada pembenaran atas serangan AS dan Inggris ke negaranya. Dia menegaskan bahwa kejadian itu tidak akan menghentikan Houthi menyerang kapal-kapal dagang milik atau menuju pelabuhan Israel yang melintasi Laut Merah.

“Setiap serangan terhadap kami akan ditanggapi dengan pasti, tanpa keraguan sedikit pun, dengan segala kekuatan dan tekad, dan kawasan ini akan berada di ambang eskalasi, yang tidak ada seorang pun yang tahu ujungnya,” ujar Abdulsalam.

Presiden AS Joe Biden mengatakan, negaranya meluncurkan serangan ke Yaman karena kelompok Houthi yang berbasis di negara tersebut telah membahayakan personel AS, perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi di Laut Merah.

Dia menekankan, AS tidak akan ragu mengambil langkah lebih lanjut untuk melindungi kepentingannya.

“Serangan (ke Yaman) ini merupakan respons langsung terhadap serangan-serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah, termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah,” ucap Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis Gedung Putih.

“Serangan-serangan ini telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi,” tutur Biden.

Dia mengungkapkan, serangan ke sejumlah titik di Yaman yang menargetkan fasilitas Houthi dilakukan AS dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, serta Belanda. Biden menegaskan, dia tidak akan ragu mengambil langkah lebih lanjut terhadap Houthi.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga telah merilis pernyataan terkait serangan yang dilakukan negaranya bersama AS ke Yaman. Sunak mengungkapkan, meskipun ada peringatan internasional, Houthi terus melakukan serangan di Laut Merah.

Tidak hanya membidik kapal dagang, tapi juga kapal perang Inggris dan AS pekan ini.

“Hal ini tidak bisa dibiarkan. Inggris akan selalu membela kebebasan navigasi dan arus perdagangan bebas,” ucapnya dalam pernyataan yang dirilis Jumat pagi, dikutip Anadolu Agency.

“Oleh karena itu kami telah mengambil tindakan yang terbatas, perlu dan proporsional untuk membela diri, bersama dengan Amerika Serikat dengan dukungan non-operasional dari Belanda, Kanada dan Bahrain terhadap sasaran yang terkait dengan serangan ini, untuk menurunkan kemampuan militer Houthi dan melindungi pelayaran global,” ungkap Sunak .

AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke beberapa wilayah di Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, pada Kamis (11/1) malam. Mereka membidik fasilitas-fasilitas milik kelompok Houthi. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan, dalam serangan pada Kamis malam, militer negaranya menargetkan fasilitas yang terkait dengan kendaraan udara tak berawak atau drone, rudal balistik dan jelajah, serta kemampuan radar pesisir dan pengawasan udara milik Houthi.

“AS mempertahankan haknya untuk membela diri dan, jika perlu, kami akan mengambil tindakan lanjutan untuk melindungi pasukan AS,” pungkas Austin.

Sejak pertengahan 19 November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan serangan rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah. Houthi mengklaim mereka hanya membidik kapal-kapal milik atau menuju pelabuhan Israel. Serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina.

Serangan AS dan Inggris ke Yaman ini telah menimbulkan kecaman dari sejumlah pihak, termasuk Rusia, Iran, dan PBB. Mereka menilai bahwa serangan tersebut melanggar hukum internasional dan Piagam PBB, serta memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman. (*)

Editor: Darmawan