Oleh: Abdul Hamid
Kembalinya Illiza Sa’aduddin Djamal sebagai Wali Kota Banda Aceh menjadi angin segar bagi banyak pihak yang peduli terhadap masa depan generasi muda, khususnya kaum perempuan. Sosok yang akrab disapa Bunda Illiza ini dikenal sebagai figur tegas dalam menegakkan syariat Islam di Kota Banda Aceh.
Baru-baru ini, Bunda Illiza melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah penginapan dan hotel dalam wilayah kerjanya. Hasil sidak tersebut mengejutkan dan sekaligus menyedihkan: ditemukan sejumlah remaja perempuan yang terlibat dalam praktik prostitusi terselubung. Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa dekadensi moral masih menjadi ancaman serius, bahkan di kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai syariah.
Dengan linangan air mata, Bunda Illiza mengungkapkan keprihatinannya melihat generasi muda Aceh—terutama para Putroe Aceh yang cantik dan masih belia—sudah terjerumus ke dalam dunia gelap. “Ini bukan sekadar persoalan pelanggaran hukum, tetapi krisis moral dan tanggung jawab bersama,” ujar beliau.
Sebagai seorang pendidik, saya merasa terdorong untuk memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap langkah-langkah Bunda Illiza. Kepemimpinan beliau kembali menjadi barometer penyelamatan generasi dari bahaya maksiat yang kian mengintai. Gebrakan ini bukan hanya bentuk penegakan hukum, tetapi juga peringatan keras bagi semua pihak—terutama para orang tua dan pendidik—untuk lebih peduli terhadap anak-anak kita.
Kami para tenaga pendidik merasa malu ketika hasil dari proses pendidikan justru menunjukkan adanya penyimpangan perilaku yang begitu jauh dari nilai-nilai moral dan agama. Ini menjadi tamparan bagi kita semua agar tak hanya fokus pada kecerdasan akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan akhlak mulia.
Oleh karena itu, kami mengajak para orang tua untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan terhadap pergaulan serta aktivitas anak-anak mereka. Pendidikan bukan semata tugas sekolah, tapi juga tanggung jawab keluarga dan lingkungan. Mari kita dukung upaya bersama dalam membentuk generasi yang cerdas secara intelektual dan kuat secara moral.
Semoga dengan kepemimpinan Bunda Illiza yang penuh ketegasan dan kasih sayang, Banda Aceh kembali menjadi kota yang tidak hanya bersyariah dalam simbol, tetapi juga dalam laku kehidupan warganya. Kita semua bertanggung jawab dalam menjaga masa depan generasi Aceh dari ancaman kerusakan moral.
Penulis adalah berasal dari guru, dan pengurus organisasi guru,