ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Hasanul Amri SPd (28), guru penggerak yang bertugas di SMP Negeri 2 Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), berhasil menuliskan sebuah buku berjudul “Awal Mula Masuknya Agama Islam ke Pulau Simeulue.”
Buku setebal 350 halaman ini secara resmi diserahkan kepada Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Aceh, Teti Wahyuni SSi MPd, di Lubok Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, pada Kamis (11/7).
Hasanul Amri, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Informasi, Publikasi, dan Dokumentasi Ikatan Guru Indonesia (IGI) Daerah Abdya, memulai kariernya sebagai guru honor di sekolah terpencil seperti SMA Negeri 1 Simeulue Cut dan SMA Negeri 2 Simeulue Tengah.
Ia mengungkapkan bahwa buku “Awal Mula Masuknya Agama Islam ke Pulau Simeulue” ditulis sejak Januari 2023 dengan mengumpulkan data dari berbagai narasumber, termasuk para tokoh ulama, tokoh adat, dan tetua di Kabupaten Simeulue.
Sebelum diterbitkan, buku ini terlebih dahulu didiskusikan dengan para tokoh ulama, tokoh adat, dan tetua tersebut.
Amri merasa bersyukur atas dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Simeulue, termasuk bantuan biaya cetak pertama dari Pemkab setempat.
“Saya bersyukur Pemerintah Kabupaten Simeulue memberikan dukungan, bahkan biaya cetak pertama ini diberikan bantuan oleh Pemkab setempat,” ujar Amri.
Pria lajang kelahiran Gampong Borengan, Simeulu Cut ini merasa bersyukur karena telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemkab Abdya pada tahun 2020 lalu, dan juga berhasil lulus sebagai guru penggerak.
Amri mengungkapkan bahwa awalnya kesulitan untuk menyelesaikan penulisan bukunya, walaupun sudah setahun dikerjakan. Namun, pada tanggal 25-28 Maret 2024, BGP Provinsi Aceh melaksanakan pelatihan menulis yang sangat membantunya.
“Peningkatan kemampuan guru SD, SMP, SMA/SMK dalam menulis karya tulis ilmiah untuk pengembangan diri adalah kegiatan yang saya ikuti diutus oleh Disdikbud Abdya,” sebut Amri.
Berkat bimbingan dari narasumber seperti Yarmen Dinamika, Khairuddin, Faisal, Jon Darmawan, dan Baihaki, Amri akhirnya mantap menyelesaikan bukunya.
Amri berharap buku ini dapat menjadi bahan bacaan di sekolah atau madrasah yang menggali sejarah tentang Simeulue.
“Semoga buku ini bisa menjadi bahan bacaan di sekolah atau madrasah yang menggali sejarah tentang Simeulue. Terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung hingga terbitnya yang saya tulis ini,” ucap Amri.
Kepala BGP Provinsi Aceh, Teti Wahyuni, saat menerima buku yang diserahkan langsung oleh penulisnya, menyampaikan apresiasi yang luar biasa.
Teti menilai bahwa seorang guru penggerak seperti Hasanul Amri, walaupun bertugas di daerah lain, tetap mampu mengangkat sejarah masuknya Islam ke Simeulue.
“Masing-masing daerah dan Aceh umumnya memiliki karakteristik tersendiri, dengan kehadiran guru-guru penggerak ini bisa memunculkan cerita khas dari daerah masing-masing dengan goresan tulisan berbentuk opini dan buku,” ungkap Teti.
Teti berharap buku yang mencerahkan ini dapat diperbanyak lagi oleh Pemkab, Disdikbud, dan Cabdisdik Simeulue sebagai bahan bacaan di sekolah.
“Teruslah guru-guru penggerak di Aceh untuk berkarya menulis buku sehingga menjadi nilai poin tersendiri agar menjadi catatan sejarah,” pesan Teti. (*)
Editor: Darmawan