ACEHSIANA.COM – Konflik antara penjahat perang Israel dan pasukan pembebasan Palestina Hamas di Jalur Gaza semakin memanas. Salah satu senjata andalan penjajah Israel, yaitu buldoser tempur D-9, hancur oleh bom rakitan yang dipasang oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.
Buldoser tempur D-9 adalah alat berat yang dilengkapi dengan lapis baja tebal dan mesin diesel bertenaga besar. Buldoser ini digunakan oleh pasukan pelaku genosida Israel untuk menghancurkan benteng, terowongan, rumah, dan kuburan milik warga Palestina. Buldoser ini juga berfungsi sebagai benteng bergerak bagi pasukan infanteri penjajah Israel dalam pertempuran.
Buldoser tempur D-9 dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Amerika Caterpillar sejak tahun 1955. Harga buldoser ini mencapai 900.000 dolar AS untuk versi standar, dan lebih dari 1,2 juta dolar AS untuk versi militer yang dimodifikasi. Buldoser ini diklaim mampu menahan bahan peledak besar dan peluru RPG.
Namun, klaim tersebut ternyata tidak berlaku di Jalur Gaza. Brigade Al-Qassam melaporkan bahwa mereka berhasil menghancurkan buldoser tempur D-9 dengan menggunakan bom rakitan yang ditanam di tanah. Bom tersebut meledak ketika buldoser melintas di dekat persimpangan industri di pusat Kota Gaza.
Ledakan tersebut menewaskan dan melukai beberapa tentara penjajah Israel yang berada di dalam dan di sekitar buldoser. Brigade Al-Qassam juga menargetkan tank Merkava penjajah Israel dengan peluru Al-Yassin 105, dan bentrok dengan tentara yang mengelilinginya.
Aksi ini merupakan salah satu dari serangkaian serangan yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam terhadap pasukan penjajah Israel di Jalur Gaza. Sebelumnya, Brigade Al-Qassam juga mengklaim telah menghancurkan beberapa kendaraan tempur penjajah Israel dengan menggunakan ladang ranjau yang terdiri dari lima bom rakitan.
Konflik di Jalur Gaza telah berlangsung selama lebih dari 100 hari. Israel melancarkan operasi militer yang disebut “Operation Protective Edge” untuk menghentikan roket-roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Jalur Gaza. Hamas, di sisi lain, berjuang untuk mempertahankan wilayahnya yang terkepung dan menderita akibat blokade penjajah Israel. (*)
Editor: Darmawan