Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Biadab, Penjajah Israel Ingin Serahkan Gaza ke Mesir dan Berbagi Tepi Barat dengan Yordania

Biadab, Penjajah Israel Ingin Serahkan Gaza ke Mesir dan Berbagi Tepi Barat dengan Yordania
Pemimpin partai oposisi sayap kanan Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman

ACEHSIANA.COM – Pemimpin partai oposisi sayap kanan penjajah Israel, Avigdor Lieberman, mengusulkan sebuah visi baru untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, yang tidak mengakui eksistensi negara Palestina.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Jerusalem Post, Lieberman mengatakan bahwa penjajah Israel harus menyerahkan Gaza ke Mesir dan berbagi Tepi Barat dengan Yordania melalui sebuah konfederasi.

Lieberman, yang merupakan mantan menteri luar negeri dan pertahanan penjajah Israel, mengklaim bahwa gagasan solusi dua negara telah gagal dan tidak realistis. Ia mengatakan bahwa penjajah Israel harus mencari pendekatan lain yang lebih sesuai dengan kepentingan keamanan dan nasionalnya.

Menurut rencana Lieberman, penjajah Israel akan menerapkan kedaulatan penuh atas sebagian besar wilayah Tepi Barat, termasuk semua pemukiman Yahudi, yang dianggap ilegal oleh hukum internasional. Sementara itu, Yordania akan mengambil alih Area A, yang mencakup kota-kota Palestina, dan sebagian kecil dari Area B, yang berada di bawah kendali bersama penjajah Israel dan Palestina. Area C, yang merupakan 60 persen dari Tepi Barat, akan tetap di bawah kendali penjajah Israel.

Lieberman juga mengatakan bahwa Israel harus menyerahkan Gaza, yang saat ini dikuasai oleh gerakan Hamas, kepada Mesir. Ia mengatakan bahwa Mesir harus mengendalikan Gaza secara penuh dan menghapus blokade penjajah Israel terhadap wilayah tersebut. Ia berpendapat bahwa hal ini akan meningkatkan situasi kemanusiaan dan ekonomi di Gaza, serta mengurangi ancaman roket dan teror dari Hamas.

Lieberman mengkritik keras pemerintahan Palestina di bawah Presiden Mahmoud Abbas, yang ia sebut sebagai “korup, tidak efektif, dan tidak demokratis”. Ia mengatakan bahwa Abbas dan kelompoknya telah kehilangan legitimasi dan kendali bahkan di Ramallah, ibu kota de facto Palestina. Ia menuduh Abbas sebagai penghalang perdamaian dan mengatakan bahwa ia telah melewatkan kesempatan untuk mencapai kesepakatan dengan penjajah Israel.

Visi Lieberman menuai banyak penolakan dan kecaman dari pihak Palestina, Yordania, Mesir, dan komunitas internasional. Mereka mengecam rencana Lieberman sebagai upaya untuk menghapus hak-hak dan aspirasi rakyat Palestina untuk memiliki negara merdeka dan berdaulat.

Mereka juga menolak gagasan untuk mengubah status quo wilayah-wilayah yang diduduki penjajah Israel sejak perang 1967. Mereka menegaskan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan keluar yang adil dan damai untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina. (*)

Editor: Darmawan