Oleh : TIHAJAR, S.Pd
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Guru FKIP Univ. PGRI Madiun
DALAM proses pembelajaran banyak sekali permasalahan yang kita temui pada peserta didik di sekolah, salah satunya hasil belajar yang rendah.
Hasil belajar yang rendah peserta didik dalam pembelajaran salah satu penyebabnya utamanya adalah peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan.
Disebakan mereka memiliki kemampuan yang kurang dengan metode pengajaran yang kurang tepat dan menarik, mengakibatkan motivasi belajar peserta didik sekaligus prestasi rendah.
Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan guru dalam padagogik, inovasi, literasi dan penguasaan teknologi dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengalaman penulis selama pembelajaran, diketahui terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran.
Permasalahan itu diantaranya, rendahnya minat dan motivasi belajar peserta didik, pembelajaran masih monoton, guru belum maksimal dalam penggunaan model- model
pembelajaran inovatif dan guru kurang memotivasi peserta didik pada saat proses kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas penulis sebagai pendidik melakukan suatu inovasi pembelajaran yang dapat menjawab permasalahan yang terjadi.
Inovasi pembelajaran yang bisa digunakan salah satunya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi sistem pencernaan manusia melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantukan media Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).
Dengan menggunakan model PBL dan media LKPD diharapkan peserta didik dapat membentuk pengetahuan baru sehingga meningkatkan hasil belajar.
Menurut Faturrohman (dalam Maryati. 2020) Problem Based Learning (PBL) adalah, pembelajaran yang menggunakan masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru, atau suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan masalah.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan pada kelas VIII materi sistem pencernaan manusia di SMP Negeri 2 Nibong Kabupaten Aceh Utara,diketahui dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan pembelajaran metode ceramah.
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik.
Menurut Abarang, dkk (2021), penggunaan model PBL dalam pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
Pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkatkan keaktifan peserta didik yang dilihat dari peningkatan aktivitas pada proses pembelajaran seperti kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas, presentasi dan membuat kesimpulan dalam bentuk kelompok atau berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran.
Menurut Rizki, dkk (2018), peningkatan hasil belajar peserta didik melalui pemanfaatan LKPD berbasis Problem Based Learning.
Berdasarkan uraian di atas penulis memandang bahwa model PBL memberi manfaat menumbuhkan sikap gotong royong peserta didik dan meningkatkan hasil belajar.
Manfaat ini bisa diterapkan pada pembelajaran selanjutnya sebagai pengalaman serta perbaikan dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu juga menjadi masukan untuk rekan guru yang mengalami masalah yang sama.
Hasil observasi selama proses pembelajaran, diketahui hasil belajar peserta didik meningkat.
Peningkatan itu dapat terlihat dari lembar obeservasi keaktifan peserta didik.
Seluruh aspek pada lembar observasi hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan 100% yaitu pada aspek memperhatikan penjelasan guru, memperhatikan presentasi dari teman dan berdiskusi dalam kelompok seluruh peserta didik melakukan kegiatan ini dengan baik.
Sedangkan pada aspek mengajukan pertanyaan diketahui semua peserta didik mengajukan pertanyaan dengan menuliskannya pada LKPD.
Dalam proses pembelajaran juga terlihat sikap peserta didik dalam pembelajaran sudah baik, aspek gotong royong, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mandiri dilaksanakan dengan baik oleh peserta didik.
Dari hasil observasi kegiatan presentasi kelompok, tim penyaji sangat baik dalam aspek penggunaan bahasa, ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi.
Sementara pada aspek penyajian materi atau jawaban tim penyaji sudah melakukan dengan baik.
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran dapat dilihat sekitar 70 % peserta didik telah mampu mencapai KKM yang telah ditentukan.
Tugas LKPD yang telah dikerjakan juga dikerjakan dengan baik, dari hasil jawaban peserta didik di LKPD terlihat peserta didik mulai bisa berpikir kritis.
Kemampuan literasi dan numerasi peserta didik meningkat, peserta didik menjawab soal LKPD dengan melihat berbagai literatur dan dapat memberikan penjelasan pada setiap jawaban yang mereka berikan.
Selain itu Menurut Rerung, dkk (2017), PBL memiliki kelebihan sebagai berikut;
(1) peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam keadaan nyata.
(2) mempunyai kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar.
(3) pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik, hal ini mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi.
(4) terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok.
(5) peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.
(6) peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
(7) peserta didik memilikikemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
(8) kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok.
Kesimpulannya adalah, berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi model
pembelajaran Problem Based Learning pada materi sistem pencernaan manusia kelas VIII di SMP Negeri 2 Nibong meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Peserta didik lebih paham tentang materi yang diajarkan, peserta didik lebih aktif memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Kemudian peserta didik mulai terbiasa memecahkan masalah dan menyelesaikan masalah bersama dalam kegiatan pembelajaran. (*)
Penulis adalah Guru Biologi
di SMPN 2 Nibong.