ACEHSIANA.COM – Hamas, gerakan perlawanan Palestina, mengirimkan surat kepada keluarga sandera penjajah Israel yang ditahan di Jalur Gaza. Surat tersebut mengatakan bahwa pemerintah penjajah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbohong kepada mereka tentang upaya pembebasan sandera.
Surat itu dirilis oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, pada Sabtu (27/1). Dalam surat itu, Hamas menuduh Netanyahu bersikeras melanjutkan perang yang dapat membahayakan nyawa sandera. Hamas juga mengancam akan mengumumkan kematian semua sandera jika penjajah Israel tidak menghentikan agresinya.
Hamas mengklaim telah memperlakukan sandera dengan baik dan menghormati hak asasi manusia mereka. Hamas juga menuntut agar penjajah Israel membebaskan para tahanan Palestina sebagai syarat untuk pertukaran sandera.
Penjajah Israel dan Hamas telah berperang sejak Oktober 2023, ketika Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa sebagai respons terhadap ketegangan di Yerusalem Timur. Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 27.000 orang, sebagian besar adalah warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Penjajah Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera yang ditahan oleh Hamas, setelah melakukan pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023. Penjajah Israel mengatakan tidak akan bernegosiasi dengan Hamas dan akan terus menargetkan infrastruktur dan militan Hamas. (*)
Editor: Darmawan