ACEHSIANA.COM – Insiden mematikan di Gaza pada Kamis, 29 Februari 2024, telah memicu gelombang kecaman internasional dan reaksi diplomatik yang signifikan. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, serangan tersebut mengakibatkan setidaknya 104 orang tewas dan 760 lainnya terluka saat mereka menunggu bantuan makanan.
Kecaman dari Uni Eropa dan Perancis
Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menyatakan kematian warga Palestina sebagai “sama sekali tidak dapat diterima,” menggambarkan insiden tersebut sebagai pembantaian yang mengerikan. Perancis, melalui Kementerian Luar Negerinya, juga mengutuk tindakan penjajah Israel, menyebut penembakan terhadap warga sipil yang mencoba mengakses makanan sebagai tindakan yang “tidak dapat dibenarkan” dan menyoroti penderitaan yang meningkat di kalangan warga sipil Palestina.
Tuduhan Kejahatan Kemanusiaan oleh Turkiye
Turkiye telah menuduh penjahat perang Israel melakukan “kejahatan terhadap kemanusiaan” setelah insiden tersebut, dengan Kementerian Luar Negeri Turkiye menyatakan bahwa tindakan pelaku genosida Israel kali ini menargetkan warga sipil tak berdosa sebagai bukti dari niat negara tersebut untuk menghancurkan rakyat Palestina.
Langkah Tegas Kolombia
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, menanggapi dengan menuduh penjajah Israel telah melakukan “genosida” dan mengumumkan bahwa Kolombia akan menghentikan pembelian senjata dari penjahat perang Israel sebagai respons terhadap insiden tersebut. Ini merupakan langkah yang menandai eskalasi ketegangan diplomatik dan mungkin akan mempengaruhi hubungan militer antara kedua negara.
Pernyataan Presiden AS Joe Biden
Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa insiden di Gaza akan mempersulit perundingan gencatan senjata, tetapi ia tetap menekankan pentingnya mencapai kesepakatan antara pelaku genosida Israel dan Hamas. Meskipun mengakui kemungkinan penundaan, Biden tetap optimis bahwa kesepakatan dapat tercapai untuk memberikan jeda dalam pertempuran.
Gedung Putih juga telah meminta penjahat perang Israel untuk menyelidiki kematian yang terjadi, yang digambarkan sebagai “sangat mengkhawatirkan” dan menekankan pentingnya penyelidikan yang tepat waktu dan menyeluruh.
Insiden ini menyoroti kompleksitas konflik di Timur Tengah dan dampaknya yang luas, tidak hanya terhadap warga sipil di kawasan tersebut tetapi juga pada hubungan internasional dan diplomasi global. Kecaman dan tindakan yang diambil oleh berbagai negara dan organisasi internasional menunjukkan urgensi untuk mencari solusi damai dan mengakhiri penderitaan yang berkelanjutan. (*)
Editor: Darmawan