ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Atsiri Research Center-Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (ARC-PUIPT) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh mengumumkan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM RI telah memberikan dana sebesar Rp15 miliar untuk membantu meningkatkan produksi nilam di Aceh.
“Untuk meningkatkan produksi nilam, Kementerian Koperasi dan UKM RI pada 2024 memberikan anggaran mencapai Rp15 miliar untuk Aceh,” kata Kepala ARC USK Banda Aceh, Syaifullah Muhammad, di Banda Aceh, Jumat (28/6).
Bantuan tersebut akan disalurkan ke lima daerah di Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Besar, Nagan Raya, Aceh Selatan, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang.
Dana ini akan digunakan untuk pembangunan rumah produksi bersama penyulingan nilam, yang dijadwalkan mulai dibangun pada Juli dan Agustus 2024.
Syaifullah menyampaikan bahwa industri nilam Aceh saat ini semakin berkembang. Dari sebelumnya hanya empat daerah yang menanam nilam, kini sudah ada 17 kabupaten yang kembali menanam tanaman ini.
Harga minyak nilam (crude patchouli) di tingkat petani juga semakin membaik, mencapai Rp1,2 juta hingga Rp1,3 juta per kilogram.
Langkah peningkatan produksi nilam Aceh sangat penting mengingat permintaan ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2022, ekspor nilam Indonesia tercatat sebanyak 1.400 ton, dan meningkat menjadi lebih dari 1.900 ton pada 2023.
Tahun ini, permintaan minyak nilam dari luar negeri ke beberapa perusahaan eksportir juga meningkat hingga dua kali lipat.
“Sebagai contoh, permintaan dari Perancis kepada PT U Green Aromatics International meningkat dari 15 ton menjadi 30 ton per tahun,” ujar Syaifullah.
Dalam upaya meningkatkan produksi nilam di Aceh, ARC USK terus mendukung para petani dan penyuling nilam dalam usaha pembibitan, budidaya, penyulingan, serta pemasaran.
USK tidak terlibat langsung dalam usaha budidaya dan penyulingan, karena hal tersebut merupakan wilayah masyarakat, sehingga dapat menghasilkan pendapatan bagi petani dan penyuling.
ARC USK juga mendukung purifikasi minyak nilam dari petani dengan penerapan teknologi molecular distillation dan fractionation untuk meningkatkan kualitas nilam menjadi hi-grade patchouli.
Minyak nilam berkualitas tinggi ini kemudian dapat diformulasikan menjadi berbagai produk turunan seperti parfum, skin care, medicated oil, toiletries, dan lainnya.
USK juga terlibat intensif dalam transfer teknologi dan pengembangan komunitas kepada masyarakat dan UMKM, agar mereka bisa mengembangkan usaha mulai dari budidaya, penyulingan, hingga produk turunan.
Selain itu, USK terus menggalang berbagai kemitraan dan inisiasi kerjasama untuk industri nilam masyarakat dengan pemerintah, BUMN seperti BSI dan Pegadaian, serta NGO internasional seperti ILO (International Labour Organization).
“USK juga menjalin inisiasi program dengan Kementerian Koperasi, Kemendikbud Ristek, BRIN, Kemendag, dan BIN untuk mengembangkan ekosistem industri nilam Aceh bagi petani, penyuling, anak-anak muda, dan UMKM,” jelas Syaifullah. (*)
Editor: Darmawan