ACEHSIANA.COM, Jantho – Guna meningkatkan nilai tambah (added value), warga Desa Cucum, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar dilaatih diversifikasi produk boh limeng. Mereka dilatih oleh Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Pertanian dan Prod Teknologi Hasil Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) pada Sabtu (10/9) di Cucum, Aceh Besar.
Koordinator kegiatan, Raida Agustina STP MSc, menjelaskan bahwa boh limeng atau buah belimbing wuluh merupakan jenis belimbing sayur yang sangat akrab dalam kehidupan masyarakat Aceh. Selain dalam bentuk segar untuk campuran masakan sayur dan bahan baku sambal, belimbing ini sering dijadikan sebagai asam sunti yang menjadi bahan baku makanan khas Aceh.
“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dalam bentuk pelatihan pengolahan beragam produk pertanian berbasis belimbing di Desa Cucum, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar kita laksanakan untuk meningkatkan nilai tambah,” ujar Raida.
Dikatakan Raida bahwa program yang digelar merupakan kolaborasi antara kegiatan pengabdian mandiri dengan kegiatan riset keilmuan USK untuk mendukung pelaksanaan Kampus Merdeka.
“Bentuk kegiatannya berupa pelatihan diversifikasi produk pangan lokal berbahan baku belimbing wuluh yang terdiri-dari pelatihan pembuatan manisan belimbing, sirup belimbing, selai belimbing, minuman belimbing, kue belimbing dan dodol belimbing,” sebut Raida.
Sekretaris Prodi Teknik Pertanian USK, Dr Muhammad Idkham STP MSi, mengharapkan agar kegiatan yang digelar oleh para sivitas akademika ini dapat memberi manfaat yang signifikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
“Semoga pasca pelatihan akan terbentuknya unit-unit usaha baru yang produktif dengan memanfaatkan buah belimbing lokal sebagai bahan bakunya,” ucap Idkham.
Sementara itu, Keuchik Cucum, Fauzan SP, mengaku bahwa kegiatan yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa USK ini sangat bermanfaat bagi warganya.
“Kita berharap mereka juga berkenan melakukan pendampingan agar program seperti ini dapat berkesinambungan dan berkelanjutan,” tutur Fauzan.
Fauzan menambahkan bahwa rata-rata masyarakatnya memiliki 3 – 5 batang pohon belimbing per rumah. Lazimnya selain untuk kebutuhan rumah tangga, mereka memanfaatkannya untuk membuat asam sunti. Tetapi permintaan asam sunti atau belimbing segar tidak stabil, harganyapun tidak begitu menggairahkan..
“Lewat pelatihan ini kami yakin dapat mendatangkan income yang lebih tinggi dari buah belimbing yang ada di kampung. Untuk itu kami sangat mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih atas kegiatan pengabdian kepada masyarakat Cucum ini, insya Allah warga kami akan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang disampaikan untuk lebih giat berusaha memanfaatkan potensi pertanian lokal bagi kesejahteraan,” pungkas Fauzan.
Tim pengabdian masyarakat USK tersebut terdiri atas Raida Agustina STP MSc, Dr Muhammad Yasar STP MSc, Dr T Ferijal STP MSc, Dr Sri Hartuti STP MT, Dr Muhammad Idkham STP MSi, Dr Muhammad Dhafir ST MSi, Dr Andriani Lubis STP MSi, Dr rer hort Indera Sakti Nasution STP MSc, Dr Ir Juanda STP MSc, Zaidiyah STP MSc, Dr Safrizal ST MSi, dan Dr Ing Agus Arip Munawar STP MSc. (*)
Editor: Darmawan