ACEHSIANA.COM, Jakarta – Pada tahun 2023, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menargetkan program SMK Pusat Keunggulan (PK) menjangkau 30,5% dari total siswa SMK di Indonesia atau sekitar 1.551 SMK PK. Hal itu disampaikan Nadiem pada Jumat (31/3) di Jakarta.
“Tahun 2023 secara akumulatif akan dikembangkan SMK PK yang diproyeksikan mencakup 30,50 persen dari total siswa SMK di Indonesia di sekitar 1.551 SMK PK,” ujar Nadiem.
Dikatakan Nadiem bahwa pada tahun lalu, program SMK PK telah menjangkau 27,7 persen dari total siswa SMK di Indonesia yang meningkat 9,18 persen dibanding dengan pada 2021 dan sebanyak 1.401 SMK PK telah tersebar di 34 provinsi yang telah menjangkau 365 kabupaten/kota.
“Pada tahun 2024 target kami mencapai 41 persen,” sebut Nadiem.
Nadiem menjelaskan bahwa SMK PK merupakan Program Merdeka Belajar Episode ke-8 yang diluncurkan Kemendikbudristek pada 2021 dan merupakan katalis perwujudan visi pendidikan Indonesia melalui transformasi SMK yang salah satunya melalui pemadanan dukungan industri.
“Kemendikbudristek memprioritaskan SMK PK berdasarkan seberapa besar jumlah muridnya, dan ini cara kami melihat bahwa resource kita digunakan secara efektif untuk membantu masyarakat,” ucap Nadiem.
Nadiem menuturkan bahwa adanya kontribusi dari beberapa industri, seperti PT Panasonic Manufacturing Indonesia (Panasonic), yang memberikan skema pemadanan dana (SPD) pada 20 SMK PK dengan total investasi Rp 7,2 miliar untuk memperkuat pool talenta tenaga kerja.
Selain itu, lanjut Nadiem, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) memberikan total investasi Rp 5 miliar untuk SMK PK Wisudha Karya Kudus dalam rangka mengembangkan KK Mekatronika. Selain itu, industri memberikan dukungan lebih untuk mengembangkan SMK, seperti PT Astra Internasional Tbk yang melibatkan anak perusahaannya.
“Tahun lalu 373 SMK PK dipilih industri dari hasil kurasi dan ditetapkan mendapatkan SPD serta ada 349 industri ditetapkan menjadi mitra SPD dengan total komitmen investasi industri mencapai Rp 439,25 miliar. Untuk tahun ini, 557 SMK telah dikurasi dan 527 industri yang nilai investasinya telah dikurasi dengan nilai hasil kurasi per 27 Maret mencapai Rp 403 miliar,” pungkas Nadiem. (*)
Editor: Darmawan