ACEHSIANA.COM, Lhoksukon – SMA Negeri 1 Matangkuli menggelar Presentasi Akhir atau Sidang Karya Ilmiah bagi siswa kelas XII sebagai salah satu syarat kelulusan. Kegiatan ini dilaksanakan mulai Rabu (12/2) sebagai bagian dari inovasi sekolah dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
Sebagai sekolah penggerak, SMA Negeri 1 Matangkuli memiliki kewenangan dalam menentukan syarat kelulusan bagi siswa, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka.
Dalam hal ini, satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk mengadakan berbagai bentuk ujian, termasuk ujian tertulis, portofolio, serta karya ilmiah sebagai bagian dari asesmen akhir.
Pada tahun 2025, sebanyak 182 siswa akan mengikuti sidang karya ilmiah ini sebagai bagian dari proses kelulusan mereka.
Sejak semester V, siswa telah melakukan aksi nyata yang kemudian dituangkan dalam laporan karya ilmiah melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Koordinator Umum Karya Ilmiah Siswa, Yusnidawati, menjelaskan bahwa karya ilmiah yang disusun oleh siswa mengikuti skema STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, dan Refleksi).
Dengan skema ini, siswa diwajibkan untuk melakukan aksi nyata yang dikaji secara mendalam, bukan sekadar penelitian teoritis.
“Karya ilmiah yang dituangkan siswa dalam skema STAR yang kami sepakati bersama, yaitu Situasi, Tantangan, Aksi dan Refleksi. Artinya siswa harus memiliki aksi nyata yang dikaji, bukan dalam bentuk riset. Berbagai karya siswa akan dipresentasikan, antara lain, Analisis AI dalam Pola Pikir Gen-Z, Mixing Mocktail Galaxy Lemonade, Mitigasi Bencana, Budaya Bersih Sekolah untuk Program Adiwiyata, dan sebagainya,” jelas Yusnidawati.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Aceh Utara, Khairuddin, S.Pd., M.Pd.
Dalam sambutannya, ia mengapresiasi inisiatif SMA Negeri 1 Matangkuli dalam menetapkan standar kelulusan berbasis karya ilmiah.
“SMA Negeri 1 Matangkuli melakukan inisiasi dalam hal menentukan kelulusan siswa di sekolahnya. Kegiatan Sidang Karya Ilmiah tentu saja didahului oleh kajian mendalam berbulan-bulan sebelumnya. Apalagi diwajibkan aksi nyata. Jadi tidak hanya retorika ketika memaparkan, tapi data dan fakta ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Sekolah ini memberi contoh kepada satuan pendidikan lain, terutama di Aceh Utara. Selamat unjuk karya dan mempertanggungjawabkan dalam presentasi ilmiah,” ujar Khairuddin.
Sidang Karya Ilmiah ini berlangsung dengan antusiasme tinggi dari para siswa yang akan mempresentasikan hasil kajian mereka di hadapan dewan penguji.
Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi satuan pendidikan lain dalam meningkatkan kualitas lulusan dengan membekali siswa keterampilan berpikir kritis, problem-solving, serta keberanian dalam mempresentasikan ide-ide inovatif mereka.
Dengan adanya Sidang Karya Ilmiah ini, SMA Negeri 1 Matangkuli tidak hanya mencetak lulusan yang memiliki kompetensi akademik yang baik, tetapi juga memiliki pengalaman dalam melakukan aksi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.
Hal ini selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka yang mengutamakan pembelajaran berbasis proyek dan penguatan karakter. (*)
Editor: Darmawan