ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Sebuah langkah kolaboratif untuk meringankan beban pemerintah dan masyarakat kini terwujud melalui kehadiran Rumah Singgah Bersama yang resmi beroperasi di Banda Aceh.
Terletak di Jalan Arifin Ahmad II Nomor 4, Gampong Ie Masen Kayee Adang, rumah singgah ini diperuntukkan bagi pasien kurang mampu penderita penyakit kronis tidak menular dari berbagai daerah di Aceh yang tengah menjalani pengobatan rujukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) dan sekitarnya.
Inisiatif pendirian rumah singgah ini merupakan hasil kolaborasi antara Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), Blood For Life Foundation (BFLF), dan PT Mifa Bersaudara melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR).
Pengelolaan langsung rumah ini dilakukan oleh Yayasan BFLF, yang sejak awal dikenal aktif dalam mendampingi pasien tidak mampu.
Ketua BFLF, Michael Octaviano, menyampaikan bahwa kehadiran Rumah Singgah Bersama diharapkan dapat menjadi tempat istirahat yang layak, aman, dan nyaman bagi pasien serta pendamping mereka.
Ia menekankan bahwa langkah ini tidak hanya sebagai bentuk kepedulian sosial, tetapi juga sebagai dorongan bagi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
“Jangan takut berobat ke Banda Aceh. Hari ini kita punya Rumah Singgah Bersama yang dikelola oleh BFLF, didukung penuh oleh PT Mifa Bersaudara. Kami harap ini bisa meringankan tugas pemerintah dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk peduli,” ujar Michael pada Sabtu (24/5).
Rumah singgah ini dilengkapi berbagai fasilitas yang menunjang kenyamanan pasien, seperti kamar tidur layak, dapur bersih, makanan dan minuman harian, serta kebutuhan medis dasar seperti oksigen dan obat-obatan ringan. Bahkan, dalam kondisi darurat, pihak pengelola siap mengantar pasien langsung ke RSUDZA.
Sementara itu, Tengku Khadafi dari Tim CSR PT Mifa Bersaudara menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh.
“Ini bukti nyata komitmen CSR kami. Selain di bidang kesehatan, kami juga bergerak di sektor pendidikan, UMKM, lingkungan, tenaga kerja, hingga pembangunan infrastruktur desa,” ujarnya.
Mantan Ketua KAGAMA Aceh, Teuku Ahmad Dadek, menyampaikan harapannya agar rumah singgah ini benar-benar menjadi tempat perlindungan dan harapan bagi pasien-pasien Aceh yang sedang berjuang melawan penyakit.
Ia juga menyebutkan bahwa Ketua KAGAMA Aceh yang baru, Sekda Aceh M. Nasir Syamaun, dijadwalkan akan mengunjungi rumah singgah ini dalam waktu dekat.
Dengan diresmikannya Rumah Singgah Bersama, diharapkan tidak ada lagi pasien yang merasa kesulitan mendapatkan tempat tinggal selama menjalani pengobatan di ibu kota provinsi.
Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara komunitas alumni, organisasi sosial, dan dunia usaha bisa menghadirkan solusi nyata untuk kebutuhan masyarakat yang mendesak. (*)
Editor: Darmawan