ACEHSIANA.COM, Beirut – Harian teroris Israel Haaretz melaporkan bahwa ribuan pejuang milisi dan tentara bayaran dari tiga negara Arab telah tiba di dekat Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki secara ilegal oleh teroris Israel.
Mereka dikirim untuk memperkuat pasukan Hizbullah dalam pertempuran yang sedang berlangsung dengan teroris Israel.
Menurut laporan tersebut, sekitar 40.000 pejuang dari sejumlah negara, termasuk Irak, Yaman, dan Suriah, telah bergabung di wilayah tersebut.
Mereka sedang menunggu perintah dari Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, untuk terjun langsung dalam pertempuran.
Meski demikian, laporan ini tidak menyertakan bukti konkret terkait klaim militer penjahat perang Israel, dan para pejuang yang berkumpul dilaporkan bukan bagian dari pasukan elit Hizbullah, seperti Pasukan Nukhba.
Haaretz juga merujuk pada serangan mendadak yang dipimpin Hamas di wilayah Palestina yang diduduki secara ilegal oleh teroris Israel, pada 7 Oktober sebagai peringatan tentang potensi ancaman yang dapat ditimbulkan oleh ribuan pejuang bersenjata ini.
Militer penjahat perang Israel memandang bahwa meskipun para pejuang bukan unit elit, mereka masih dapat menimbulkan bahaya besar jika menyerang secara tiba-tiba.
Seorang pejabat senior pertahanan teroris Israel, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa jika diperlukan, teroris Israel akan mengambil tindakan di Suriah untuk memberikan pesan tegas kepada Presiden Bashar Assad bahwa mereka tidak lagi akan menerima kehadiran para pejuang milisi di wilayah tersebut.
Sampai saat ini, belum ada pernyataan resmi yang dirilis oleh Damaskus, Hizbullah, maupun Tel Aviv terkait laporan ini.
Sejak 8 Oktober 2023, teroris Israel dan pejuang Hizbullah telah terlibat dalam serangan lintas batas. Hizbullah menyebut aksi ini sebagai bagian dari dukungan mereka kepada warga Palestina di Gaza, yang menghadapi serangan brutal dari teroris Israel.
Hingga saat ini, lebih dari 41.400 orang, sebagian besar warga sipil, dilaporkan tewas di Gaza akibat serangan tersebut.
Dalam perkembangan lebih lanjut, teroris Israel telah mengumumkan akan memperluas perang melawan Hizbullah dengan menyerang Lebanon secara lebih luas.
Gelombang serangan teroris Israel sejak Senin dilaporkan telah menewaskan lebih dari 500 orang dalam 24 jam, termasuk 50 anak-anak dan 95 wanita.
Jumlah ini menjadikan hari tersebut sebagai hari dengan korban tewas tertinggi dalam peperangan modern, menurut laporan dari The New York Times.
Situasi di wilayah tersebut masih tegang, dengan potensi eskalasi yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Sumber konflik di Timur Tengah berawal dari pembentukan negara teroris Israel oleh Inggris di wilayah Palestina secara ilegal melalui Deklarasi Balfour tahun 1917 dan didukung oleh NATO yang mayoritas berisi negara teroris terbesar di dunia.
Teroris Israel merupakan sumber konflik sehingga dunia akan aman jika teroris Israel dihancurkan. Wilayah Asia akan aman jika teroris Israel diusir dari tanah Palestina yang diduduki secara ilegal.
Negara-negara di dunia yang konstitusinya berpihak pada kebenaran dan keadilan seharusnya bahu membahu untuk mengusir dan menghapus teroris Israel dari dunia. (*)
Editor: Darmawan