MEUREUDU _ Matahari bersinar benderang sejak pagi, Senin (6/3/23). Para siswa berkelompok menyiapkan stand masing-masing. Semua orang terlihat tersenyum senang, terutama ibu-ibu yang sedang minta difoto sama muridnya di parkiran SMAN 1 Meureudu.
Di depan sana, tepat di tengah lapangan basket, sebuah panggung berdiri. Di bagian depan tampak spanduk berjudul “Festival Panen Karya P5”.
“Itu stand 1. Itu stand 2. Yang itu stand 3 dan yang stand 4. Stand 4 stand umum,” jelas seorang guru kepada teman sesama guru. “P5 singkatan dari Projek Penguatan profil Pelajar Pancasila,” tambah seorang guru lain.
SMAN 1 Meureudu tahun ajaran 2022/2023 baru menerapkan Kurikulum Merdeka. Kelas X dipilih untuk implementasi Kurikulum Merdeka. Karena kelas XI dan kelas XII masih menggunakan Kurikulum K13 sehingga banyak guru dan siswa yang belum mengetahui Kurikulum Merdeka.
“Wah, hari ini bisa makan-makan gratis,” bisik seorang siswa kepada temannya. Sang teman mengangguk-angguk senang. Sementara dari arah depan sekolah, tampak beberapa tamu menempati kursi deretan undangan. Dan tak lama tampaklah Kacabdin Pidie dan Pidie Jaya Razali, S.pd, M.Pd yang sudah dikalungi bunga. Kemudian tibalah Razali Ar dan sahabat masa SMA, Kanda Agus, alumni SMAN 1 Meureudu tahun 1983 yang juga Ketua dan Wakil Alumni SMAN 1 Meureudu.
Pembawa acara pun mengucapkan salam sebagai pembuka acara. Berturut-turut tampil ke depan seorang siswa membacakan ayat suci Alqur’an, lalu aubade menyanyikan hyme Kurikulum Merdeka, salawat badar, dua tarian dari Sanggar Jeumpa Puteh SMAN 1 Meureudu, laporan Panitia yang disampaikan Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat, Kepala Sekolah, dan Kacabdin Pidie dan Pidie Jaya.
Dua guru dan beberapa siswa silih berganti maju ke depan mengambil foto. Gaya mereka seperti fotografer profesional. Namun semua sibuk dengan apa yang ada di depan. Semua saling berbicara bahkan dengan canda tawa.
Setelah doa yang dibacakan Ketua Komite Drs. Anwar Gani, Kacabdin didampingi Kepala Sekolah serta tamu undangan menggunting pita sebagai bukti acara kunjungan stand dimulai. Stand pertama yang dikunjungi adalah stand umum. Stand ini terdiri dari karya siswa kelas XI dan XII dari mata pelajaran Prakarsa.
Kacabdin ditemani kepala sekolah serta undangan terlibat tanya jawab dengan siswa yang bertugas menjaga stand. Berulang kali Kacabdin tersenyum seraya membawa beberapa karya siswa lebih dekat dengan wajahnya. Tanya jawab pun berlangsung sambil berpandang-pandangan dengan undangan lainnya.
“Mungkin apa yang dihasilkan siswa tak seberapa,” ujar seorang guru. Kemudian menambahkan kepada temannya sesama guru, “Tapi pameran ini tak lain untuk menginspirasi para siswa bahwa sekolah sekarang bukan hanya untuk menghafal sejumlah rumus dan kata-kata, tetapi yang lebih penting untuk berlatih menghasilkan produk. Mewujudkan sejumlah gagasan yang ada dalam pikiran para siswa.”
“Itu kata Pak Kacabdin tadi di podium.” Keduanya tertawa.
“Bu Husna juga kurang lebih menyampaikan yang demikian juga.” Lagi-lagi kedua guru itu tertawa senang. (EM)