Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Nadiem Sebut Keberlanjutan Program Merdeka Belajar Ada di Tangan Guru dan Kepala Sekolah Penggerak

Nadiem Sebut Keberlanjutan Program Merdeka Belajar Ada di Tangan Guru dan Kepala Sekolah Penggerak
Mendikbudristek, Nadiem Makarim (doc. kemdikbud.go.id)

ACEHSIANA.COM, Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyebutkan Merdeka Belajar keberlanjutannya berada di tangan guru dan kepala sekolah penggerak. Hal itu disebutkan Nadiem dalam siaran pers pada Jumat (6/1) di Jakarta.

Menurut Nadiem, Merdeka Belajar hadir bukan hanya sebagai kebijakan atau program dari pemerintah pusat, melainkan sebagai gerakan.

“Banyak guru penggerak dan kepala sekolah penggerak bertanya bagaimana kelanjutan Merdeka Belajar jika nanti saya sudah tidak menjadi menteri. Merdeka Belajar akan lanjut atau tidak, itu ada di tangan Bapak/Ibu. Itu kuncinya. Kalau Merdeka Belajar sudah jadi gerakan dan dirasakan manfaatnya, bagaimana pun kebijakan kementerian, akan sulit membendung semangat Merdeka Belajar,” ujar Nadiem.

Dikatakan Nadiem bahwa dalam semangat Merdeka Belajar, proses pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis projek.

“Pembelajaran berbasis projek itu sebagian besar membutuhkan kerja sama dan kerja tim antarsiswa. Kemampuan siswa untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam sebuah tim menjadi kompetensi yang wajib dimiliki sebagai bekal untuk masa depan,” ucap Nadiem

Nadiem menambahakan bahwa pada karier apa pun di masa sekarang dan masa depan, semuanya butuh kompetensi kerja kelompok, menggunakan logika dalam permasalahan, kemampuan komunikasi, dan integritas. Itu hal-hal yang tidak bisa dites dengan persoalan multiple choice. Itulah kenapa asesmen nasional diubah menjadi hal yang lebih mendasar.

“Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, guru ditantang untuk menciptakan projek-projek bagi peserta didik. Ada sekolah-sekolah yang menganggap konsep projek tersebut aneh sehingga merasa sulit menerapkannya. Kurikulum Merdeka memberikan kemerdekaan kepada guru dan kepala sekolah untuk menjadi kreator dalam proses pembelajaran,” tutur Nadiem.

Lebih lanjut Nadiem menuturkan bahwa siswa ditantang untuk menciptakan projek-projek berdasarkan tema-tema. Lalu menentukan apa tujuan dan hasil yang diharapkan dari projek, kemudian mengumpulkan peserta didik untuk mencapai tujuan projek.

“Projek ini paling mengasah kemampuan kolaborasi dan gotong royong,” tutup Nadiem. (*)

Editor: Darmawan