ACEHSIANA.COM, Tapaktuan – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yulidin Away tengah menjadi sorotan terkait dengan pelayanan yang dinilai menurun sementara target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Yulidin Away untuk Tahun Anggaran (TA) 2024 tetap berada pada angka 125 Miliar, sama dengan estimasi PAD pada TA 2023.
Menurut laporan, tagihan bulanan RSUD Yulidin Away kepada BPJS Kesehatan berkisar 10 Miliar. Proses klaim yang diajukan pada tanggal 5 setiap bulan, diharapkan akan dibayar oleh BPJS pada tanggal 10 secara penuh atau tunai. Namun, terdapat selisih waktu lima hari sebelum dana dicairkan, yang disebabkan oleh proses verifikasi dan validasi atas kelengkapan administrasi tagihan oleh BPJS.
Kekeliruan atau ketidaklengkapan administrasi akan menyebabkan BPJS mengembalikan tagihan untuk diperbaiki. Setelah perbaikan administrasi, BPJS akan melakukan transfer dana melalui rekening bank lima hari berikutnya.
Mekanisme standarisasi alur pembayaran tagihan rumah sakit oleh BPJS ini berlaku di seluruh BLUD Rumah Sakit di Republik Indonesia. Namun, terdapat kekhawatiran mengenai manajemen RSUD Yulidin Awai, dengan tuduhan bahwa Direktur RSUD memiliki pandangan bahwa tidak ada orang lain yang memiliki kapasitas setara dengannya.
T. Sukandi, Koordinator Forum Peduli Aspirasi Sosial (For-PAS), mengungkapkan kekhawatiran terhadap situasi ini dan menantikan klarifikasi dari pihak manajemen RSUD Yulidin Away. Sukandi juga menyatakan keyakinannya bahwa media profesional dan berintegritas akan dapat menyampaikan informasi ini kepada publik di Aceh Selatan dan seluruh Republik. (*)
Editor: Darmawan
