ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Menyahuti upaya pemerintah dalam mengintroduksi mekanisasi pertanian untuk tujuan penguatan ketahanan pangan nasional diperlukan ketersediaan tenaga operator alsintan yang mahir dan handal.
Selain itu, sudah saatnya Aceh memiliki workshop alsintan, minimal berbasis kawasan sentra produksi untuk menunjang penerapan modernisasi pertanian.
Hal tersebut disampaikan Akademisi Universitas Syiah Kuala, Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc dalam Kegiatan Pelatihan Operator Traktor, UPTD Mekanisasi Pertanian, Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh di Unit Diklat Pertanian dan Perkebunan (UDPP) Saree, Aceh Besar, 24/11/2022.
Menurut Yasar yang juga merupakan Ketua MPW Pemuda ICMI Aceh itu, ditengah gencarnya upaya pemerintah dalam mensupport alat dan mesin pertanian, kita masih kekurangan tenaga operator yang benar-benar terlatih, mahir dan handal sehingga umur ekonomisnya alsintan kita menjadi sangat singkat. Saat ini banyak sekali ditemukan alsintan di berbagai daerah yang menjadi rongsokan, tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
“Keadaan topografi, karakteristik tanah, dan sosiokultural masyarakat juga sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan mekanisasi pertanian. Jadi faktor-faktor tersebut harus menjadi perhatian dalam kontek pengadaan atau penyediaan kebutuhan sarana alsintan”, ujar Yasar.
Selain Dr. Yasar yang juga merupakan Ketua Divisi Riset dan Pengembangan, Kerjasama dan Humas pada Pusat Studi Mekanisasi dan Perbengkelan Pertanian (Pusmeptan) USK tersebut, turut hadir sebagai narasumber Direktur Politeknik Enjinering Indonesia (Pepi), Serpong, Tanggerang, Banten, Dr. Muharfiza, S.TP., M.Sc, dan Kasi UPTD Mektan Distanbun Aceh, Afriadi, SP., MP. (*)
Editor: Darmawan