ACEHSIANA.COM, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong penguatan kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengajak industri untuk terlibat dalam pengembangan kurikulum vokasi.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, Kemendikbud Ristek menguatkan kemitraan dengan Erajaya untuk berkolaborasi meningkatkan kesiapan satuan pendidikan vokasi memasuki industri bisnis, terutama bisnis ritel.
Kemitraan ini dilakukan dengan melakukan perjanjian kerja sama antara Erajaya dan 27 sekolah vokasi dari 11 provinsi.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Kiki Yuliati, menilai sinergi dengan Erajaya adalah salah satu karya yang sesuai dengan implementasi Merdeka Belajar.
“Karya yang tidak sempurna jauh lebih bermakna dari semesta, dari pada ide yang sempurna tapi hanya ada di angan-angan,” ujar Kiki pada Jumat (24/11) di Jakarta.
Menurut Kiki, Kemendikbudristek juga telah mencanangkan program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK), melalui dua mekanisme, yaitu SMK PK Reguler dan SMK PK Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD).
Program SMK PK sendiri hingga 2023 telah mencakup hampir 1,8 juta siswa dengan 1.851 sekolah menjadi penerima manfaatnya.
Sementara program SMK PK SPD dikembangkan dengan tujuan mengajak DUDI untuk menjadi co-creator pendidikan vokasi di SMK.
“Mitra industri diharapkan bukan hanya menyediakan anggaran, tetapi lebih penting lagi, yaitu turut mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing industri, ikut mendidik dan mengajar sebagai praktisi mengajar, memberi kesempatan pelatihan bagi guru, memfasilitasi kesempatan magang terstruktur di industri sehingga lulusan SMK kelak akan kompeten sesuai harapan industri,” sebut Kiki.
Kemendikbudristek juga terus berupaya meningkatkan fokus pengembangan dan intervensi pada peningkatan relevansi, salah satunya melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka di jenjang perguruan tinggi yang mendorong mahasiswa belajar di luar kampus.
Mereka pun didorong untuk belajar dari DUDI dan masyarakat. Pengalaman belajar tersebut diyakini akan mempercepat peningkatan relevansi kompetensi lulusan pendidikan vokasi.
“Kami meyakini bahwa dengan secara sistematis dan produktif melibatkan DUDI sebagai mitra yang berperan sebagai co-creator pendidikan vokasi, Indonesia dapat mewujudkan pendidikan vokasi yang unggul, yang mampu mendukung penuh berbagai aktivitas ekonomi dan masyarakat,” ungkap Kiki.
Chief Human Capital, Legal, GA dan CSR Erajaya Group, Jimmy Perangin Angin, mengatakan, Erajaya Group terus berkomitmen pada pelaksanaan praktik bisnis yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Salah satunya dengan mendukung perkembangan pendidikan vokasi yang dipercayai akan menciptakan sumber daya manusia yang terampil, unggul, serta mempersiapkan generasi penerus dunia ritel.
Hal ini kemudian diwujudkan melalui kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dari Kemendikbudristek yang telah terjalin sejak 2019.
“Melalui Erajaya Vocational Day ini, kami akan menyajikan pengalaman kolaboratif dan sinergi antara industri, satuan pendidikan, tenaga pendidik, peserta didik, hingga lulusan vokasi yang diharapkan bisa memberikan ilmu dan pemahaman baru yang berdampak positif bagi kemajuan pendidikan vokasi dan bisnis ritel di Indonesia,” tutur Jimmy.
Kemitraan antara Kemendikbud Ristek dan Erajaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia, sehingga lulusan vokasi dapat memenuhi kebutuhan industri dan siap bersaing di dunia kerja. (*)
Editor: Darmawan