ACEHSIANA.COM, Pangkal Pinang – Dalam era digital yang terus berkembang, Kementerian Agama (Kemenag) mengajak para santri untuk tidak hanya menguasai ilmu agama secara tradisional, tetapi juga untuk aktif berdakwah dan berpartisipasi dalam transformasi digital.
Hal ini disampaikan oleh Plt Dirjen Pendidikan Islam, Abu Rokhmad, dalam forum Peningkatan Kompetensi Ustadz pada Satuan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) yang berlangsung selama tiga hari di Pangkal Pinang, pada Selasa (30/4).
Abu Rokhmad menekankan bahwa program-program seperti Rumah Kitab akan memudahkan akses umat Islam ke sumber-sumber ilmu pengetahuan dan merupakan langkah integrasi santri ke dalam masyarakat internet. Kemenag berkomitmen untuk menyiapkan fasilitasi yang akan mendukung santri agar lebih aktif di dunia digital.
“Dalam upaya merespons kebutuhan pesantren dan meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan PDF, Kemenag diberi amanat oleh undang-undang pendidikan untuk mendukung pembinaan pesantren,” ujar Abu Rokhmad.
Abu Rokhmad, yang juga Guru Besar UIN Walisongo, menyoroti pentingnya peran ustaz dan ustazah dalam proses pembelajaran di PDF, serta pentingnya dialog antara pendidik dan santri untuk memastikan pendidikan Islam yang berkualitas dan relevan dengan tuntutan zaman.
Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Ghofur, menambahkan bahwa kurangnya representasi PDF di ranah digital menjadi perhatian. Beliau menekankan pentingnya kehadiran PDF di platform digital untuk meningkatkan aksesibilitas dan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan Islam formal.
“PDF sebagai bagian dari pendidikan formal harus mematuhi standar yang berlaku, termasuk memiliki kurikulum yang jelas dan administrasi yang teratur. Upaya bersama untuk mengenalkan berbagai satuan pendidikan formal melalui berbagai media menjadi fokus utama, dengan harapan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan PDF,” sebut Waryono.
Di akhir acara, Waryono mengajak para ustadz dan ustadzah untuk lebih mendalami kitab-kitab karya ulama Nusantara, yang dianggap penting untuk pembentukan identitas keagamaan dan intelektual bangsa Indonesia.
Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly, Mahrus Elmawa, menyampaikan hasil diskusi dengan Ketua Asosiasi PDF, yang menyoroti dua aspek penting: Manhaj atau Metode Pembelajaran dan pemahaman kitab-kitab kuning. Kedua aspek ini dianggap krusial dalam memperkuat pendekatan dan metode pembelajaran di PDF, serta dalam meningkatkan kompetensi dalam literatur Islam klasik.
Kemenag berharap dengan adanya peningkatan kompetensi ini, santri dapat lebih aktif dalam dakwah digital dan berkontribusi dalam pendidikan Islam yang responsif dan berkualitas, sejalan dengan tuntutan zaman. (*)
Editor: Darmawan