ACEHSIANA.COM, Kudus — Dalam sebuah langkah progresif menuju pendidikan yang lebih inklusif dan menyenangkan, Ketua Tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Yogi Anggraena, menekankan pentingnya indikator keberhasilan belajar yang selaras dengan kurikulum merdeka. H
al ini disampaikan dalam acara penutupan “Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah dan Guru Dalam Pemanfaatan Platform Teknologi Pendidikan” di Pendopo Kabupaten Kudus, pada Rabu (1/5).
Menurut Yogi Anggraena, keberhasilan belajar tidak hanya terletak pada penyelesaian modul ajar, melainkan pada pengalaman belajar yang menyenangkan dan mendalam bagi siswa.
“Kurikulum merdeka bukan tentang membuat modul ajar, tetapi melihat apakah pembelajaran sudah menyenangkan dan apakah anak-anak belajar dengan senang,” ujar Anggraena.
Acara tersebut juga dihadiri oleh pejabat terkait, termasuk Pj Bupati Kudus M Hasan Chabibie, Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Wibowo Mukti, dan Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Zulfikri.
Anggraena mengingatkan para guru untuk tidak terjebak dalam modul ajar yang kaku, menyarankan agar mereka memasukkan tiga komponen esensial dalam perencanaan belajar: tujuan, langkah-langkah, dan asesmen.
“Perencanaan belajar yang fleksibel dan adaptif adalah kunci dari kurikulum merdeka,” sebut Anggraena.
Dikatakan Anggraena bahwa tujuan utama dari kurikulum merdeka adalah untuk fokus pada materi esensial dan menghilangkan materi yang tidak penting, sehingga mengurangi beban siswa dan memungkinkan mereka untuk memahami materi dengan lebih baik. Presiden RI Joko Widodo sendiri telah meminta penyederhanaan kurikulum pada awal perancangannya.
“Dalam praktiknya, mata pelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar (SD) telah disederhanakan dan digabung, sementara untuk SMP dan SMA tetap terpisah karena pertimbangan jam mengajar guru. Materi pelajaran seperti integral dan turunan dalam matematika, yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tidak lagi menjadi bagian dari mata pelajaran wajib,” pungkas Anggraena.
Anggraena menuturkan bahwa kurikulum merdeka juga bertujuan untuk memberikan fleksibilitas kepada guru dalam mengajar, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan materi dan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Ini merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan responsif terhadap kebutuhan pendidikan masa kini. (*)
Editor: Darmawan