ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Dalam sebuah forum yang diselenggarakan oleh Universiti Kebangsaan Malaysia, Dr Muhammad Yasar STP MSc, dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USKA) menyerukan kerjasama antara Indonesia dan Malaysia untuk memperkuat ketahanan pangan serantau.
Menurut Yasar, yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Kajian Pembangunan Pertanian dan Lingkungan (LKPPL), menekankan pentingnya menjaga dan meningkatkan ketersediaan lahan sawah produktif.
Dalam dekade terakhir, kedua negara menghadapi tantangan serupa: konversi lahan sawah menjadi area pengembangan non-pertanian.
“Orientasi ekonomi yang berlebihan dalam pemanfaatan lahan telah menyebabkan penurunan drastis dalam rasio sewa lahan untuk sawah dibandingkan dengan penggunaan lainnya, seperti perumahan dan industri,” ujar Yasar.
Dikatakan Yasar, sawah tidak hanya berfungsi sebagai produsen padi yang vital bagi ketahanan pangan, tetapi juga memiliki nilai multifungsi sosial dan lingkungan yang belum terukur.
Konversi lahan sawah berpotensi menghilangkan mata pencaharian petani, yang mayoritasnya adalah pesawah dan seringkali dianggap sebagai penyumbang angka kemiskinan tertinggi.
“Sawah juga berperan penting dalam pengendalian banjir dan kekeringan di perkotaan, berkat kemampuannya menampung dan menyerap air hujan. Karena itu perlunya pengakuan dan perlindungan terhadap nilai-nilai ini dalam perencanaan pembangunan,” pungkas Yasar.
Forum Wacana Lestari dihadiri oleh sivitas dan alumni UKM, dibuka oleh Prof Madya Goh Choo Ta, dan dipandu oleh Dr Aida Soraya Shamsuddin. Kegiatan ini menandai langkah penting dalam dialog regional mengenai ketahanan pangan dan pengelolaan lahan pertanian. (*)
Editor: Darmawan