ACEHSIANA.COM, Yogyakarta – Indonesia membutuhkan talenta-talenta digital yang cerdas, kreatif, dan mampu berkolaborasi dengan semangat kebhinekaan. Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim saat membuka International Olympiad in Informatics (IOI) di DI Yogyakarta secara pada Selasa (9/8).
Menurut Nadiem, pada masa mendatang, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan berkembang dan berekspansi lebih cepat dan masif dari saat ini.
“Visi tersebut kini menjadi prioritas Merdeka Belajar. Talenta digital sedang kita upayakan melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek,” ujar Nadiem.
Dikatakan Nadiem bahwa Puspresnas Kemendikbudristek akan fokus memfasilitasi manajemen talenta untuk mendorong pelajar menunjukkan prestasinya.
“Untuk mendapatkan apresiasi yang lebih luas, terkoneksi dengan jaringan-jaringan talenta lain sehingga anak-anak Indonesia bisa terus berkarya dan berprestasi,” sebut Nadiem.
Nadiem menambahkan bahwa terdapat lebih dari 50 juta pelajar di seluruh Indonesia yang berada di dalam jaringan Kemendikbudristek dan siap berkompetisi sesuai minatnya masing-masing. Minat tersebut mulai dari bidang sains, seni budaya, vokasi, kewirausahaan, hingga olahraga dan lainnya.
“Bidang sains, di bidang seni budaya, vokasi, kewirausahaan, olahraga, yang delapan di antaranya ikut berkompetisi dalam IOI ke-34 kali ini,” ucap Nadiem.
Nadiem menuturkan bahwa perhelatan IOI kali ini merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia karena mendapatkan kepercayaan untuk menjadi tuan rumah salah satu olimpiade sains tingkat dunia yang tertua dan terbesar. Terlebih lagi,tutur Nadiem, baru kali ini, kegiatan tersebut dilakukan secara hibrida setelah dua tahun dilakukan secara daring karena pandemi Covid-19.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti meneranglan bahwa kompetisi International Olympiad in Informatics (IOI) merupakan ajang untuk mengidentifikasi dan memberikan pengakuan terhadap anak-anak muda yang memiliki talenta di bidang informatika. Lewat kegiatan itu pula, persahabatan internasional dapat terjalin.
“Ajang kompetisi IOI bertujuan untuk mengidentifikasi, mendorong, menantang, dan memberikan pengakuan terhadap anak-anak muda yang memiliki talenta di bidang informatika,” kata Suharti.
Suharti mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut juga dapat dijadikan sebagai ajang membangun persahabatan internasional di antara para ilmuwan dan para pendidik dalam bidang informatika, memperkenalkan disiplin informatika pada kaum muda, serta mempromosikan penyelenggaraan kompetisi informatika untuk siswa sekolah menengah.
“Ajang ini diperuntukkan bagi siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di dunia. IOI ke-34 ini diikuti oleh 536 peserta dari 90 negara. Jumlah ini merupakan jumlah negara terbanyak selama penyelenggaraan IOI. Peserta terdiri dari 357 pelajar yang berkompetisi dan 179 orang leader, tim leaders, pendamping dan tamu undangan lainnya,” imbuh Suharti.
Suharti merinci bahwa sejumlah 414 peserta dari 72 negara hadir di Yogyakarta untuk mengikuti secara luring. Sementara 122 peserta dari 18 negara lainnya berpartisipasi secara daring dari negara masing-masing. (*)
Editor: Darmawan