ACEHSIANA.COM, Beirut – Kelompok Hizbullah Lebanon melancarkan operasi udara terbesar mereka dengan mengirimkan drone-drone bersenjata ke basis intelijen militer penjajah Israel di puncak Gunung Hermon di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Insiden ini adalah yang terbaru di tengah peningkatan serangan lintas perbatasan yang telah memicu kekhawatiran global.
Hizbullah, sekutu Hamas yang didukung Iran, telah melakukan tembak-menembak hampir setiap hari dengan pasukan penjahat perang Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel yang memicu perang baru di Jalur Gaza.
Mengumumkan “operasi terbesar” yang dilakukan oleh kekuatan udaranya, Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuangnya mengirim “skuadron drone yang berulang kali dan berturut-turut untuk menargetkan pusat pengintaian” di Gunung Hermon.
Militer penjahat perang Israel mengatakan sebuah drone bersenjata “jatuh di area terbuka di wilayah Gunung Hermon” tetapi tidak ada korban luka.
Serangan serta retorika telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, mendorong kekhawatiran akan konflik besar-besaran antara Israel dan Hizbullah yang terakhir kali berperang pada tahun 2006.
Kelompok Lebanon tersebut mengatakan serangan drone pada Minggu (7/7) itu adalah bagian dari “tanggapan” atas pembunuhan seorang anggota operatif mereka dalam serangan pada Sabtu yang terjadi jauh di timur Lebanon, sekitar 100 kilometer dari perbatasan.
Serangan di Gunung Hermon tersebut menargetkan sistem intelijen, “menghancurkannya dan memicu kebakaran besar,” kata Hizbullah.
Menteri Pertahanan pelaku genosida Israel, Yoav Gallant, mengunjungi pasukan di Gunung Hermon pada Minggu. Dalam dua pernyataan tambahan, militer Israel mengatakan bahwa pertahanan udaranya “berhasil mencegat” beberapa “target udara” yang melintasi perbatasan dari Lebanon setelah sirene berbunyi di wilayah Dataran Tinggi Golan.
Penjajah Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang sebagian besar tidak diakui oleh komunitas internasional.
Serangan penjahat perang Israel pada hari Sabtu menewaskan “seorang operatif kunci di Unit Pertahanan Udara Hizbullah,” kata militer.
Sepanjang hari Minggu, Hizbullah mengumumkan empat serangan lagi terhadap situs-situs militer Israel di seberang perbatasan dengan hujan roket serta beberapa rudal yang dipandu. Otoritas Israel melaporkan empat orang terluka.
Gallant, dalam sebuah video dari Gunung Hermon, mengatakan bahwa “meskipun ada gencatan senjata” di Gaza, “kami akan terus bertempur dan melakukan segala yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan” dalam kampanye melawan Hizbullah.
Kekerasan lintas perbatasan ini telah menewaskan setidaknya 497 orang di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang tetapi juga termasuk 95 warga sipil, menurut hitungan AFP.
Di sisi Israel, setidaknya 16 tentara dan 11 warga sipil telah tewas, menurut otoritas. Puluhan ribu penduduk telah mengungsi dari daerah perbatasan di Lebanon selatan dan Israel utara. (*)
Editor: Darmawan