ACEHSIANA.COM, Takengon – Puluhan guru SMA, SMK, dan SLB se-Kabupaten Aceh Tengah mengikuti pelatihan jurnalistik untuk pengembangan informasi sekolah agar dapat dipublikasikan di media cetak dan online.
Kegiatan ini berlangsung di SMA Negeri 8 Takengon Unggul, Minggu (29/6).
Pelatihan dibuka oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Tengah, Isma Hendra MPd, yang diwakili Kasi Pengembangan Mutu GTK, Basri Hasan SHI.
Dalam sambutannya, Basri Hasan menjelaskan bahwa kegiatan berlangsung selama empat hari, mulai 29 Juni hingga 2 Juli 2025.
“Namun satu hari dilakukan tatap muka, tiga hari dilaksanakan melalui tugas mandiri yang diberikan oleh narasumber kepada peserta,” ujar Basri.
Ia menambahkan, peserta akan mendapat sertifikat 32 jam pembelajaran dengan syarat menyelesaikan semua tugas yang diberikan.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Jon Darmawan MPd., guru SMA Negeri 7 Lhokseumawe yang juga Tim Pengembangan IT Disdik Aceh sekaligus Pimpinan Redaksi Media acehsiana.com, dan Baihaki SPd., Pimpinan Redaksi thejurnal.id serta Kontributor Info Tekkomdik Disdik Aceh.
Basri menuturkan, narasumber dipilih karena berkompeten di bidangnya dan dapat membantu mempublikasikan pemberitaan sekolah di Aceh Tengah.
Ia menegaskan tujuan pelatihan adalah untuk menginformasikan kegiatan positif di setiap sekolah melalui media massa, terutama di Website Disdik Aceh.
“Banyak prestasi guru, siswa, maupun kepala sekolah yang luput dari pemberitaan. Melalui pelatihan ini, para peserta diharapkan bisa rutin mengirimkan informasi kegiatan dan prestasi sekolah kepada narasumber untuk dipublikasikan,” tutur Basri.
Basri juga menyampaikan terima kasih kepada para peserta yang tetap hadir di tengah suasana libur sekolah dan hari Minggu, serta apresiasi kepada narasumber yang datang dari Banda Aceh dan Lhokseumawe.
Sementara itu, narasumber Baihaki menjelaskan dasar-dasar jurnalistik yang perlu dipahami guru. Ia menekankan bahwa guru, khususnya yang mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia, umumnya sudah memahami teknik jurnalistik dasar, sehingga pelatihan ini difokuskan pada pengembangan penulisan berita.
Ia menambahkan, jika ada tulisan guru atau siswa yang memenuhi kriteria, akan dipublikasikan di media cetak seperti Harian Serambi Indonesia. Baihaki berharap pelatihan ini dapat diimplementasikan di sekolah melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan mendorong siswa menulis opini atau artikel.
“Kami akan menunggu tulisan-tulisan dari guru dan siswa untuk dipublikasikan di media cetak dan online,” pungkas Baihaki. (*)
Editor: Darmawan