Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Good Forest Indonesia (GFI) Gandeng ARC USK Sebagai Konsultan Program Nilam Kalimantan Tengah

Acehsiana.com – Palangkaraya – Good Forest Indonesia (GFI) Gandeng ARC USK sebagai konsultan berdayakan Nilam di Propinsi Kalimantan Tengah. Hal ini disampaikan oleh Fadhilah Hanum, Direktur GFI, Rabu, 23 Juli 2025 dari Palangka Raya Kalimantan Tengah. Selama 5 hari sejak 20-24 Juli 2025.

GFI melakukan Training of Trainer (TOT) bagi puluhan fasilitator dengan mengundang langsung Direktur Atsiri Research Center Universitas Syiah Kuala (ARC-USK) Syaifullah Muhammad ke lokasi pelatihan di Desa Sumur Mas Kecamatan Tewah Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah.

Menurut Direktur GFI, Fadhillah yang akrab dipanggil Ririen, program GFI menyasar gerakan penanaman pohon pada kawasan mineral yang banyak menjadi lokasi tambang dan terjadi penebangan hutan. GFI mendorong masyarakat untuk melakukan penanaman pohon dengan konsep agroforestry sehingga memungkinkan proses recovery hutan sekaligus ada pendapatan untuk maayarakat. GFI membina masyarakat di beberapa kecamatan untuk menanam kayu sengon, jengkol, pete, coklat dan nilam.

“Good Forest Indonesia melaksanakan program reforestasi berbasis agroforestri di Kalimantan Tengah. GFI memperkenalkan nilam sebagai alternatif pendapatan jangka pendek untuk petani yang sudah bergabung dalam program reforestasi GFI. Tanaman nilam dipilih karena memiliki potensi ekonomi yang tinggi” urai Ririen

“Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, GFI telah mengembangkan budidaya nilam yang dilengkapi dengan destilasi. Ke depannya, GFI akan menargetkan perluasan program nilam di Kalimantan Tengah melalui program budidaya berbasis komunitas seperti memberikan pelatihan, pendampingan, distribusi bibit, pemantauan, serta fasilitasi untuk akses pasar” lanjut Ririen meyakinkan.

“GFI menggandeng ARC (Atsiri Research Center) karena ARC merupakan lembaga riset yang memiliki keahlian teknis mendalam dalam pengembangan komoditas atsiri, khususnya nilam selama lebih dari 12 tahun” jelas Ririen lebih lanjut.

“Pengalaman ARC dalam riset, inovasi teknologi penyulingan, serta pendampingan petani menjadi nilai tambah penting dalam memastikan keberhasilan program ini. Kolaborasi ini mendorong GFI yang baru merintis program nilam di Kalimantan Tengah untuk dapat mengambil pembelajaran dari praktik baik yang sudah dilakukan ARC di Aceh. Hal ini juga selaras dengan tujuan GFI untuk mengembangkan industri nilam berbasis komunitas di Kalimantan Tengah” pungkas Ririen.

Dalam jangka pendek GFI memiliki target untuk memperluas program penanaman nilam di lahan petani binaan GFI serta menjadi sumber pendapatan alternatif bagi petani kecil di Kalimantan Tengah

GFI juga memiliki target jangka panjang untuk komoditas nilam yaitu terciptanya rantai nilai yang berkelanjutan untuk budidaya nilam berbasis masyarakat di mana petani di Kalimantan Tengah dapat terlibat dari hulu ke hilir.

Sementara itu Direktur ARC Syaifullah Muhammad yang hadir langsung ke desa pedalaman Kalimantan Tengah tersebut menyampaikan dukungan penuh kepada GFI. Menurut Syaifullah, ARC akan berbagi pengalaman dari keberhasilan hasil riset dan community development program nilam di Aceh.*