ACEHSIANA.COM – Mantan Perdana Menteri (PM) penjajah Israel Naftali Bennett, pada hari Rabu (26/6), mengajak penduduknya untuk tidak meninggalkan Israel.
Bennett mengimbau mereka agar tetap tinggal di negara tersebut mengingat lonjakan eksodus sejak 7 Oktober 2023.
Dalam postingan media sosialnya, Bennett menyampaikan kekecewaannya setelah mendengar kabar bahwa seorang insinyur perangkat lunak yang sangat berbakat berencana untuk meninggalkan penjajah Israel bersama keluarganya sebelum awal tahun ajaran berikutnya di Eropa.
Ia menggambarkan situasi negaranya saat ini sebagai salah satu yang paling sulit sejak Perang Kemerdekaan tahun 1948, dengan masalah boikot internasional, ketidakmampuan melawan serangan, tahanan, korban jiwa, pengungsi, dan tantangan ekonomi yang serius.
Meskipun demikian, Bennett menekankan pentingnya bagi semua bakat dan dedikasi warga Israel untuk tetap di negara mereka dan membantu mengatasi krisis ini.
Sementara itu, jumlah warga penjahat perang Israel yang meninggalkan negara ini sejak dimulainya konflik di Jalur Gaza pada 7 Oktober telah mencapai lebih dari setengah juta orang, dengan banyak yang belum kembali.
Demonstrasi telah terjadi di Tel Aviv, menuntut akhirnya perang dan kesepakatan untuk memulangkan tahanan dari Gaza.
Situasi ini menunjukkan tren migrasi yang meningkat di antara penduduk negara pelaku genosida Israel sebagai dampak langsung dari konflik yang terus berlanjut, meskipun ada juga penggalangan untuk mempertahankan solidaritas dan keberadaan di negara pendudukan tersebut. (*)
Editor: Darmawan
