ACEHSIANA.COM, Jakarta – Neuralink, perusahaan teknologi milik Elon Musk, berencana untuk melakukan uji coba implan chip otak ke pasien kedua. Rencana ini muncul setelah penanaman chip otak pada pasien pertama mengalami kegagalan total.
Pasien pertama, Noland Arbaugh, menjalani operasi penanaman antarmuka otak-komputer (BCI) pada Januari lalu.
Meskipun Neuralink awalnya mengklaim bahwa operasi tersebut berjalan sangat baik, beberapa minggu kemudian perusahaan mengumumkan bahwa mereka harus menarik beberapa benang dari otak Arbaugh.
Bahkan, dilaporkan bahwa Neuralink mempertimbangkan untuk melepas implan sepenuhnya dari otak pasien tersebut.
Berdasarkan laporan dari The Wall Street Journal, masalah yang dialami oleh pasien pertama tidak menimbulkan risiko langsung baik untuk kesehatan maupun keselamatan pasien. Namun, kejadian ini tetap menjadi perhatian serius bagi perusahaan.
Elon Musk, dalam pernyataannya terbaru, mengatakan bahwa Neuralink bersiap untuk menanamkan chip pada manusia kedua.
Meskipun tidak menyebutkan waktu pasti operasi tersebut, Musk menyatakan bahwa prosedur ini akan dilakukan “minggu depan atau lebih”, pada Jumat (12/7).
Neuralink juga berusaha belajar dari pengalaman uji coba pada pasien pertama. Para eksekutif perusahaan menyatakan bahwa mereka sedang melakukan perubahan signifikan pada perangkat keras untuk mengatasi masalah yang muncul sebelumnya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengurangi kemungkinan penarikan benang dan melakukan pengukuran yang lebih cermat. DJ Seo, Presiden Neuralink, mengungkapkan bahwa perusahaan akan membentuk permukaan tengkorak agar tidak ada celah di bagian bawah implan.
Juru bicara Neuralink tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar terkait pengumuman dari Elon Musk.
Sebagai informasi, sistem BCI yang dikembangkan oleh Neuralink menggunakan 64 benang yang sangat tipis, bahkan lebih tipis dari rambut manusia.
Benang-benang ini ditempatkan langsung pada otak dan bertugas merekam sinyal saraf melalui 1.024 elektroda.
Neuralink berharap bahwa uji coba kedua ini akan berhasil dan menjadi langkah maju yang signifikan dalam pengembangan teknologi antarmuka otak-komputer, yang memiliki potensi besar untuk membantu pasien dengan berbagai kondisi neurologis.
Perusahaan ini tetap optimis bahwa dengan perubahan dan peningkatan yang dilakukan, mereka akan dapat mengatasi tantangan yang dihadapi pada uji coba pertama dan mencapai hasil yang lebih baik pada uji coba berikutnya. (*)
Editor: Darmawan