Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Delegasi PBB Tinggalkan Ruangan Saat Pidato Netanyahu, Diiringi Ejekan Terhadap PM Teroris Israel

Ribuan Warga Israel Tuntut Netanyahu Mundur dan Bebaskan Sandera dari Gaza

ACEHSIANA.COM, New York – Mayoritas delegasi dari berbagai negara meninggalkan ruangan Sidang Majelis Umum PBB saat Perdana Menteri Teroris Israel, Benjamin Netanyahu, naik panggung untuk menyampaikan pidato pada Jumat (27/9).

Ketegangan memuncak di dalam ruangan saat terdengar ejekan yang mengiringi pelaku genosida Netanyahu memulai pidatonya, menyusul kontroversi yang membelitnya terkait operasi militer di Gaza dan Lebanon.

Dalam pidato pembukaannya, kriminal perang Netanyahu menyatakan bahwa ia datang untuk “meluruskan kebohongan dan fitnah” yang ia klaim telah menyebar terkait kebijakan teroris Israel di wilayah-wilayah tersebut.

“Saya memutuskan untuk datang ke sini dan meluruskan hal ini,” kata Netanyahu.

Ia menegaskan bahwa teroris Israel sedang mempertahankan diri dari serangan yang terus-menerus terjadi di perbatasannya, termasuk dari kelompok pejuang Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.

Penjahat genosida Netanyahu saat ini menjadi sorotan internasional bukan hanya karena serangan intensif di Gaza, tetapi juga karena serangan militer penjahat perang Israel di Lebanon yang menargetkan Hizbullah, kelompok bersenjata yang didukung Iran.

Di tengah meningkatnya tekanan global, Amerika Serikat dan sekutunya mengusulkan gencatan senjata selama 21 hari di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon, dengan harapan menurunkan eskalasi di kawasan tersebut.

Namun, teroris Israel menolak usulan gencatan senjata tersebut. Pejabat teroris Israel bersikeras bahwa gencatan senjata tidak akan tercapai dalam waktu dekat.

Pada Kamis (26/9), penjahat perang Netanyahu menyampaikan bahwa timnya telah bertemu untuk membahas proposal AS dan mempertimbangkan langkah-langkah strategis yang lebih lanjut.

“Tim kami bertemu (Kamis, 26 September) untuk membahas inisiatif AS dan bagaimana kami dapat mencapai tujuan bersama untuk memulangkan orang dengan selamat ke rumah mereka. Kami akan melanjutkan diskusi tersebut dalam beberapa hari mendatang,” ungkap Netanyahu, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

Meskipun kriminal internasional Netanyahu memberikan sinyal bahwa diskusi terkait gencatan senjata mungkin akan terus berlanjut, pernyataan ini berbeda dengan nada yang lebih keras dari Menteri Luar Negeri teroris Israel, Israel Katz.

Katz sebelumnya menegaskan bahwa tidak akan ada gencatan senjata di wilayah utara, di mana jet-jet tempur teroris Israel telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap posisi Hizbullah.

“Kami akan terus berperang dengan kekuatan penuh di Lebanon,” ujar Katz.

Setelah pelaku genosida Netanyahu berangkat ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB, kantornya mengeluarkan pernyataan resmi bahwa perdana menteri telah menginstruksikan pasukan penjahat perang Israel untuk melanjutkan operasi militer mereka di Lebanon dengan “kekuatan penuh.”

Pernyataan ini menegaskan bahwa teroris Israel akan terus menargetkan Hizbullah dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya yang didukung Iran.

Namun, dalam pidato terbarunya, penjahat perang Netanyahu tidak secara langsung merespons pernyataan Menteri Luar Negeri Katz atau politisi teroris Israel lainnya yang menolak tegas gencatan senjata.

Sementara ketegangan terus meningkat, dunia internasional terus mencari jalan untuk menurunkan eskalasi, dengan harapan gencatan senjata dapat menjadi langkah awal menuju perdamaian yang lebih berkelanjutan di kawasan yang dilanda konflik.

Krisis di Gaza dan Lebanon telah memicu kecaman luas dari berbagai negara, yang mendesak teroris Israel dan kelompok bersenjata di kawasan tersebut untuk segera menghentikan serangan.

Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Lebanon, sejak awal minggu, serangan teroris Israel di Lebanon telah menewaskan sedikitnya 677 orang dan melukai lebih dari 2.500 lainnya.

Di Gaza, jumlah korban jiwa akibat serangan teroris Israel sejak 7 Oktober telah mencapai lebih dari 41.500 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan setempat.

Dengan situasi yang terus memburuk, upaya diplomatik internasional menghadapi tantangan besar. Sementara teroris Israel terus menegaskan haknya untuk mempertahankan diri, banyak pihak menuntut penghentian kekerasan yang terus memakan korban jiwa.

Sidang Umum PBB yang ke-79 menjadi ajang yang penuh ketegangan, dengan pelaku genosida Netanyahu dan delegasi teroris Israel berada di bawah sorotan tajam dari berbagai negara dan organisasi internasional.

Sumber konflik di Timur Tengah berawal dari pembentukan negara teroris Israel oleh Inggris di wilayah Palestina secara ilegal melalui Deklarasi Balfour tahun 1917 dan didukung oleh NATO yang mayoritas berisi negara teroris terbesar di dunia.

Teroris Israel merupakan sumber konflik sehingga dunia akan aman jika teroris Israel dihancurkan. Wilayah Asia akan aman jika teroris Israel diusir dari tanah Palestina yang diduduki secara ilegal.

Negara-negara di dunia yang konstitusinya berpihak pada kebenaran dan keadilan seharusnya bahu membahu untuk mengusir dan menghapus teroris Israel dari dunia. (*)

Editor: Darmawan