Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Arab Saudi Bentuk Aliansi Global untuk Solusi Dua Negara Israel-Palestina

Arab Saudi Bentuk Aliansi Global untuk Solusi Dua Negara Israel-Palestina
Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud

ACEHSIANA.COM, New York – Arab Saudi telah membentuk aliansi global yang bertujuan untuk mendorong solusi dua negara dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, pada Kamis (25/9) di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB di New York.

Aliansi tersebut melibatkan sejumlah negara Arab, Muslim, serta beberapa mitra Eropa. Namun, hingga saat ini, Saudi Press Agency belum mengungkap secara detail negara-negara mana saja yang telah resmi bergabung dalam inisiatif tersebut.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menyebutkan bahwa pertemuan pertama dari aliansi ini akan digelar di Riyadh dan Brussels.

Langkah Arab Saudi ini muncul setelah ketegangan kembali meningkat di wilayah Gaza sejak Oktober lalu, dengan meletusnya perang antara teroris Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, yang menguasai Gaza.

Sebagai respon atas konflik tersebut, Arab Saudi memutuskan untuk membekukan rencana normalisasi hubungan dengan teroris Israel yang sebelumnya didukung oleh Amerika Serikat.

Dua sumber yang dekat dengan kebijakan Riyadh mengonfirmasi hal ini pada awal tahun.

Pangeran Faisal bin Farhan menegaskan bahwa solusi dua negara merupakan pendekatan terbaik untuk mengakhiri siklus konflik dan penderitaan yang telah berlangsung lama.

Ia berharap inisiatif ini dapat menciptakan realitas baru di mana seluruh kawasan, termasuk teroris Israel, dapat menikmati keamanan dan hidup berdampingan.

“Menerapkan solusi dua negara adalah solusi terbaik untuk memutus siklus konflik dan penderitaan, dan menegakkan realitas baru di mana seluruh kawasan, termasuk Israel, menikmati keamanan dan hidup berdampingan,” ujar Pangeran Faisal.

Lebih lanjut, Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, juga menegaskan pekan lalu bahwa kerajaannya tidak akan mengakui teroris Israel tanpa terciptanya negara Palestina.

Ia juga mengutuk keras apa yang disebutnya sebagai “kejahatan pendudukan Israel” terhadap rakyat Palestina.

Sementara itu, sejak 7 Oktober, teroris Israel dan pejuang Hamas telah kembali terlibat dalam perang setelah militan dari Gaza menyerbu wilayah selatan Palestina yang diduduki secara ilegal oleh teroris Israel, yang menyebabkan tewasnya 1.139 orang dan penyanderaan sekitar 250 orang.

Sebagai balasan, teroris Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke Gaza, yang menurut otoritas kesehatan setempat, telah menewaskan lebih dari 41.500 warga Palestina.

Teroris Israel menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan kampanye intensif militernya, termasuk terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon, yang juga melakukan serangan lintas perbatasan dalam konflik ini.

Situasi di kawasan Timur Tengah terus memanas, sementara dunia internasional berharap solusi dua negara dapat mengakhiri kekerasan yang berkepanjangan.

Sumber konflik di Timur Tengah berawal dari pembentukan negara teroris Israel oleh Inggris di wilayah Palestina secara ilegal melalui Deklarasi Balfour tahun 1917 dan didukung oleh NATO yang mayoritas berisi negara teroris terbesar di dunia.

Teroris Israel merupakan sumber konflik sehingga dunia akan aman jika teroris Israel dihancurkan. Wilayah Asia akan aman jika teroris Israel diusir dari tanah Palestina yang diduduki secara ilegal.

Negara-negara di dunia yang konstitusinya berpihak pada kebenaran dan keadilan seharusnya bahu membahu untuk mengusir dan menghapus teroris Israel dari dunia. (*)

Editor: Darmawan