Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Aktivis HAM Aysenur Eygi Tewas di Tepi Barat, Dibunuh Penjajah Israel

Aktivis HAM Aysenur Eygi Tewas di Tepi Barat, Dibunuh Penjajah Israel

ACEHSIANA.COM, Ramallah – Seorang aktivis hak asasi manusia berkewarganegaraan Amerika Serikat dan Turki, Aysenur Ezgi Eygi (26), tewas di Tepi Barat dalam insiden yang dicurigai sebagai pembunuhan oleh penembak jitu penjahat perang Israel.

Informasi ini disampaikan oleh sumber tingkat tinggi di Kementerian Luar Negeri Turki kepada kantor berita Sputnik.

“Menurut informasi yang diberikan Otoritas Palestina kepada konsulat jenderal kami di Yerusalem, Aysenur Ezgi Eygi mungkin sengaja dibunuh oleh penembak jitu,” ujar sumber tersebut.

Dia juga menambahkan bahwa Otoritas Palestina membandingkan kematian Eygi dengan insiden serupa pada tahun 2022 yang menimpa jurnalis Shireen Abu Akleh.

Eygi dilaporkan meninggal dunia akibat luka serius yang dideritanya saat berpartisipasi dalam demonstrasi di kota Beita, selatan Nablus, menentang perluasan permukiman ilegal teroris zionis Israel di wilayah tersebut.

Menurut kantor berita Palestina WAFA, Eygi adalah bagian dari kelompok relawan Gerakan Solidaritas Internasional yang rutin hadir dalam protes mingguan di kawasan itu.

Saksi mata yang berada di lokasi kejadian menyebutkan bahwa Eygi ditembak dari jarak jauh oleh penembak jitu saat ia berdiri bersama seorang perempuan lainnya.

“Ini adalah tembakan yang disengaja ke kepala,” ungkap seorang aktivis yang enggan disebutkan namanya kepada Middle East Eye (MEE).

Rekaman video yang dilihat oleh MEE menunjukkan kepala Eygi berlumuran darah dan saat ia dilarikan ke ambulans di kebun zaitun terdekat.

Tentara pelaku genosida Israel mengonfirmasi insiden tersebut, namun mengklaim bahwa mereka merespons dengan tembakan ke arah “penghasut utama” yang melempari mereka dengan batu dan dianggap sebagai ancaman.

Namun, Kementerian Luar Negeri Turki menuduh militer Israel melakukan pembunuhan terhadap warganya. “Ini adalah pembunuhan yang disengaja oleh pemerintahan Netanyahu,” ujar pihak kementerian.

Pihak Palestina, termasuk dokter setempat, juga mencatat bahwa Eygi ditembak menggunakan peluru tajam, bukan peluru karet.

Dokter di Rumah Sakit Rafidia, Fouad Nafaa, mengonfirmasi bahwa Eygi tiba di rumah sakit dalam kondisi kritis dengan luka parah di kepala.

“Kami mencoba melakukan operasi resusitasi, namun sayangnya dia meninggal,” katanya kepada Reuters.

PBB telah menyerukan penyelidikan independen atas kematian Eygi, sementara Departemen Luar Negeri AS menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berjanji untuk segera mengumpulkan lebih banyak informasi terkait insiden tersebut.

Sementara itu, operasi militer penjajah Israel di Tepi Barat yang dimulai pada 28 Agustus telah menyebabkan 39 warga Palestina tewas, termasuk seorang anak berusia 13 tahun yang juga tertembak oleh pasukan Israel di desa Qaryut.

Eygi adalah anggota ketiga dari Gerakan Solidaritas Internasional yang tewas akibat tindakan militer penjahat perang Israel.

Sebelumnya, Rachel Corrie tewas pada tahun 2003 setelah tertimpa buldoser di Rafah, Jalur Gaza, dan Tom Hurndall ditembak mati di Gaza pada Januari 2004.

Kementerian Luar Negeri Turki menegaskan akan menindaklanjuti kasus ini dari perspektif hukum dan konsuler, dengan tujuan agar pelaku pembunuhan Eygi diadili.

Pihak keluarga korban kini sedang memutuskan di mana jenazah akan dimakamkan, baik di Turki maupun di tempat lain, dengan dukungan layanan konsuler dari pemerintah Turki.

Kematian Eygi semakin menambah daftar panjang korban kekerasan militer kriminal Israel di wilayah pendudukan, menambah ketegangan di kawasan yang sudah bergejolak. (*)

Editor: Darmawan