ACEHSIANA.COM, Redelong – Seladang Caffe menjadi saksi lahirnya sebuah karya bersejarah. Kreativitas anak-anak Gayo, yang tumbuh dengan cinta pada budaya dan alam, dirangkai indah dalam sebuah penampilan penuh makna.
Video pertunjukan itu akan segera menyeberangi lautan menuju Osaka, Jepang, pada 31 Agustus 2025, dibawa langsung oleh Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, sebagai wujud diplomasi budaya sekaligus promosi kopi Gayo ke dunia.
Dari tanah tinggi Gayo yang sejuk dan penuh pesona, lahirlah harmoni budaya yang berpadu dengan keharuman kopi terbaik dunia.
Anak-anak tampil bukan sekadar tampil, melainkan juga sebagai duta kecil yang membawa pesan tentang kearifan lokal, kerja keras petani, serta cinta pada alam.
Gerakan para penari perempuan menggambarkan perjalanan kopi Gayo sejak pemetikan hingga penjemuran, simbol ketekunan sekaligus rasa syukur.
Alunan musik tradisional Gayo—gendang, suling, tak-tuk, gerantung, dan teganing—menjadi denyut nadi yang menghidupkan kisah tersebut.
Puisi dan mantra-mantra Gayo menambah kekuatan magis, sementara vokal merdu yang mengalun menjadikan seluruh pertunjukan bagaikan simfoni budaya yang mengikat hati.
Kepala SMAN Unggul Binaan Bener Meriah, Darussalam, bersama Wakil Kesiswaan Amdi Kesuma, menyampaikan kebanggaan mereka atas pencapaian para siswa.
“Kami sangat bangga dan sepenuhnya mendukung kreativitas anak-anak kami. Setelah berhasil meraih juara III di tingkat Provinsi, kini karya mereka kembali mengharumkan nama Aceh dengan tampil di Jepang. Tentu ini menjadi kebanggaan besar, karena mereka tidak hanya mengangkat nama sekolah, tetapi juga membawa harum nama daerah,” ungkap keduanya penuh apresiasi.
Kegiatan ini dibimbing langsung oleh Supini, guru Seni SMAN Unggul Binaan Bener Meriah, yang berkolaborasi dengan Muazin, guru SMPN 1 Wih Pesam. Sinergi keduanya melahirkan karya yang sarat nilai budaya sekaligus membanggakan.
Inilah persembahan anak-anak Gayo—Rifki, Fauzan, Shaquille, Hafiz, Sejuk, Annisa, Keysha, Khumaira, Salmita, dan Raline—yang bersama-sama menghadirkan warisan budaya sekaligus mempromosikan kopi Gayo ke negeri Sakura.
“Kopi Gayo bukan hanya minuman, ia adalah cerita, doa, dan jembatan persaudaraan dari Gayo untuk dunia,” demikian pesan yang mengikat seluruh karya tersebut. (*)
Penulis: Desi Yustia Ningsih
Editor: Darmawan