Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

PNL – BBPA Hadirkan BIPA untuk Dunia

Lhokseumawe – Dari ufuk utara Aceh, di kampus vokasi yang telah tumbuh menjadi salah satu mercusuar pendidikan tinggi vokasi di Indonesia, Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) kembali meneguhkan langkah besarnya. Dalam semangat menghadirkan pendidikan yang berdampak nyata, PNL bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Aceh (BBPA) menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Dasar, Rabu, 9 Juli 2025, di Ruang Training Center, Lantai II Gedung TDC PNL.

Dengan mengusung tema “Langkah Awal Menjadi Pengajar BIPA”, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan sebuah gerakan awal untuk memperluas cakrawala Bahasa Indonesia sebagai wajah budaya, peradaban, dan diplomasi Indonesia di kancah internasional.

Direktur PNL, Ir. Rizal Syahyadi, S.T., M.Eng.Sc., IPM., ASEAN Eng., APEC Eng., dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan gerakan nasional Diktisaintek Berdampak yang baru saja diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Dalam pandangannya, perguruan tinggi tak lagi cukup hanya berkiprah di ruang seremonial atau administratif belaka. Setiap langkah dan program harus memberi resonansi dan kebermaknaan, menghadirkan dampak konkret bagi masyarakat, bangsa, dan dunia.

“Hari ini, tidak ada lagi ruang bagi program seremonial tanpa dampak. Setiap gerak kampus harus beresonansi. Lewat kerja sama dengan BBPA, PNL menyalakan lentera baru, bahasa sebagai cahaya, dan pengajaran sebagai jalan menuju dunia,” ucapnya penuh keyakinan.

Lebih lanjut, ia menambahkan, ketika semangat Diktisaintek Berdampak menjelma menjadi ruh dalam setiap kegiatan, maka PNL mantap melangkah sebagai pelopor. Menyatukan ilmu, keterampilan, dan nilai budaya dalam satu tarikan napas, demi Indonesia yang hadir lebih bermartabat di dunia, melalui bahasa, melalui budi, melalui cahaya.

“Dalam ruh itulah, penandatanganan pelaksanaan kerja sama antara PNL dan BBPA, serta seluruh jurusan di lingkungan kampus, menjadi penegas komitmen. Bukan hanya perjanjian administratif, melainkan ikrar spiritual kelembagaan, bahwa PNL siap mengibarkan bendera Bahasa Indonesia di pentas dunia”, terang Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kota Lhokseumawe ini.

Sementara itu, Kepala BBPA, Drs. Umar Solikhan, M.Hum., dalam sambutannya menyebut bahwa BIPA bukanlah sekadar ruang kelas untuk belajar bahasa, melainkan instrumen strategis diplomasi kebudayaan Indonesia.

“BIPA bukan sekadar kelas bahasa. Ia adalah wajah Indonesia yang kita kirim ke dunia, sebagai salam persahabatan dan jendela bagi dunia untuk mengenal jiwa bangsa kita,” ungkapnya dengan nada haru yang menyentuh.

Ketua panitia, Zainun, S.Ag., M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini mengombinasikan pendekatan teoritis dan praktis. Para peserta mendapatkan bekal mulai dari penyusunan silabus dan RPP, hingga praktik microteaching serta strategi pembukaan program BIPA secara institusional.

Lanjutnya, tiga narasumber terbaik turut memperkaya kegiatan ini, diantaranya Dr. Cut Novita Srikandi, S.S., M.Hum (Ketua Lembaga BIPA Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan APPBIPA Sumatera Utara; (Masithah Mahsa, S.Pd., M.Pd (Universitas Malikussaleh dan pengajar BIPA luar negeri); serta Yusnimar M. Amin, S.Pd., M.TESOL., (Ketua APPBIPA Aceh sekaligus dosen PNL).

Menurutnya, sebanyak 30 peserta yang terdiri dari dosen, guru, dan pegiat BIPA dari berbagai daerah seperti Lhokseumawe, Langsa, hingga Banda Aceh, mengikuti kegiatan ini dengan antusiasme tinggi. Mereka tak hanya menyerap pengetahuan, tetapi juga memikul misi, menjadi duta bahasa dan budaya Indonesia yang siap hadir di berbagai belahan dunia.

Wakil Direktur Bidang Perencanaan dan Kerjasama PNL Muhammad Arifai, SE. MAcc. AK. CPTT. CIFRS menyampaikan, lewat kegiatan ini, PNL kembali menunjukkan bahwa pendidikan vokasi bukan semata urusan teknis dan industri. Vokasi juga adalah ranah yang menyentuh jantung budaya, yang mampu mengirim cahaya peradaban ke pentas global. Bahwa sebuah politeknik di tepi Selat Malaka dapat menjadi panggung lahirnya agen-agen diplomasi bahasa, dan dari kampus vokasi dapat tumbuh akar-akar perubahan yang mengakar kuat dalam tradisi namun menjulang tinggi ke angkasa global.