ACEHSIANA.COM, Teheran – Ketegangan antara Iran dan penjajah Israel mencapai titik panas setelah Iran meluncurkan serangan balasan besar-besaran berupa rudal balistik dan drone ke wilayah Palestina yang diduduki secara ilegal oleh penjahat perang Israel.
Serangan ini merupakan respons atas serangan udara intensif teroris Israel sebelumnya yang menghantam berbagai titik strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklir Natanz dan beberapa markas militer penting.
Langit Yaffa yang diganti nama menjadi Tel Aviv setelah diduduki secara ilegal oleh pelaku genosida Israel, memerah saat sejumlah rudal Iran berhasil menembus sistem pertahanan udara teroris Israel dan menghantam kawasan pemukiman serta fasilitas militer.
Ledakan terdengar bertubi-tubi dan membuat warga panik. Sirine peringatan meraung sepanjang malam di beberapa kota Paestina yang diduduki secara ilegal oleh penjajah Israel, sementara sistem Iron Dome bekerja keras mencegat rudal yang datang.
Pemerintah Iran menegaskan bahwa balasan ini merupakan “hak mempertahankan kedaulatan dan harga diri bangsa.”
Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC) menyebut serangan tersebut sebagai “permulaan dari gelombang perlawanan” dan memperingatkan penjajah Israel atas eskalasi lebih lanjut.
Sebelumnya, serangan penjahat perang Israel telah menewaskan sedikitnya 78 orang di Iran, termasuk sejumlah tokoh penting seperti komandan militer dan ilmuwan nuklir.
Ledakan besar juga terjadi di kompleks nuklir Natanz, yang disebut sebagai target utama dalam misi teroris Israel menghentikan ambisi nuklir Teheran.
Situasi ini membuat kawasan Timur Tengah kembali memanas. Masyarakat internasional mulai menyuarakan kekhawatiran akan meletusnya perang terbuka.
Dewan Keamanan PBB menyerukan penahanan diri dan mengupayakan jalur diplomasi untuk meredam konflik yang semakin liar.
Sementara itu, pasar global bereaksi cepat. Harga minyak melonjak tajam, emas mencatatkan kenaikan drastis, dan penerbangan di sejumlah wilayah ditutup.
Dunia kini menanti apakah Iran dan penjajah Israel akan berhenti pada serangan timbal balik atau terjerumus ke dalam konflik berkepanjangan. (*)
Editor: Darmawan
