ACEHSIANA.COM, Jeddah – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama mengimbau seluruh jemaah haji Indonesia untuk lebih cermat dan wajar dalam mengemas barang bawaan, terutama makanan, guna menghindari pemeriksaan ketat di bandara Arab Saudi.
Imbauan ini disampaikan menyusul insiden pemeriksaan koper jemaah yang dianggap mencurigakan oleh petugas Bandara King Abdulaziz, Jeddah.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara, Abdul Basir, mengungkapkan bahwa salah satu koper jemaah harus dibongkar karena dibungkus terlalu rapat menggunakan lakban.
Setelah dibuka, isi koper ternyata hanya makanan kering. Namun, karena cara pengemasannya dianggap tidak lazim, koper tersebut menimbulkan kecurigaan petugas keamanan bandara.
“Hari ini ada satu koper kabin jemaah yang harus dibongkar karena dibungkus sangat rapat dengan lakban. Setelah dicek, isinya hanya makanan kering. Tapi karena kemasan terlalu tertutup, petugas mencurigainya,” jelas Abdul Basir di Jeddah, Rabu (21/5).
Ia menegaskan bahwa pengemasan barang secara berlebihan dapat menghambat proses layanan bandara dan menyebabkan keterlambatan keberangkatan jemaah menuju Makkah.
“Kalau kemasan tidak sesuai standar, bisa menimbulkan kendala. Jemaah yang seharusnya cepat sampai Makkah bisa tertunda,” ujarnya.
Abdul Basir juga menyampaikan bahwa layanan jemaah haji di bandara saat ini sudah semakin efisien, baik melalui jalur fast track maupun reguler.
Proses keimigrasian, pemeriksaan, dan pengantaran ke Makkah kini bisa berlangsung jauh lebih cepat berkat koordinasi erat antara PPIH dan otoritas Saudi.
“Untuk jemaah fast track, proses layanan hanya sekitar 20 menit. Sementara untuk non-fast track, waktu tunggu pun tidak lebih dari satu jam. Ini kemajuan luar biasa,” tambahnya.
Agar layanan cepat ini bisa dinikmati optimal, jemaah juga diingatkan untuk disiplin mengikuti prosedur, termasuk mengenakan pakaian ihram sebelum tiba di bandara Saudi.
“Kalau belum berihram, akan ada waktu tambahan lagi untuk berganti pakaian. Ini bisa memperlambat proses,” katanya.
Abdul Basir juga menyoroti adanya berbagai perbaikan sistem yang dilakukan Arab Saudi untuk meningkatkan kenyamanan jemaah, seperti penggunaan bus ramah lansia dengan lift hidrolik dan kelonggaran pengaturan antarhotel.
“Semua perubahan ini demi kenyamanan jemaah. Maka dari itu, kami harap jemaah juga beradaptasi dengan sistem layanan cepat yang sekarang berlaku, baik saat kedatangan maupun nanti saat kepulangan,” pungkasnya. (*)
Editor: Darmawan