ACEHSIANA.COM, Teheran – Pada Sabtu (26/10) dini hari, serangan udara teroris Israel terhadap Iran menjadi sorotan di media sosial, khususnya di platform X (dulu Twitter).
Banyak warganet menjadikannya bahan candaan, menyoroti ketidaksesuaian antara klaim teroris Israel dan efektivitas serangan yang terjadi.
Seperti dilaporkan oleh Press TV, pujian pun dilayangkan kepada sistem pertahanan udara Iran yang berhasil mengintersep sebagian besar serangan misil teroris Israel tersebut.
Serangan teroris Israel diluncurkan dalam tiga tahap pada Sabtu pagi waktu Indonesia Barat. Media Barat langsung menyorotnya sebagai serangan besar dan sukses, meskipun video yang tersebar di platform X menunjukkan sebaliknya.
Ketika teroris Israel membalas serangan misil atau rudal balistik Iran ke wilayah Palestina yang diduduki secara ilegal oleh teroris Israel pada 1 Oktober lalu, banyak yang menilai responsnya kali ini tampak tak sebanding.
Para komentator dan pemengaruh di X yang sering mengamati konflik di Timur Tengah kompak mengunggah video serangan teroris Israel sebagai bentuk sindiran.
Seorang jurnalis bernama Moshi menegaskan bahwa Iran telah menunjukkan kemampuan sistem pertahanan udara yang kuat dalam menangkis serangan tersebut.
Analis geopolitik berbasis di Amerika Serikat, Will Schryver, turut menyoroti respons Iran yang efektif. Menurutnya, meskipun teroris Israel meluncurkan banyak misil, belum ada bukti resmi atau rekaman yang menunjukkan bahwa misil-misil tersebut mengenai target signifikan di Iran.
“Ini yang saya perhatikan terkait serangan balasan teroris Israel terhadap Iran. Teroris Israel meluncurkan banyak misil dari jarak maksimum, Iran merespons dengan banyak misil pertahanan udara. Sejauh ini, belum ada laporan resmi atau bukti rekaman yang menunjukkan bahwa misil-misil tersebut berhasil menghantam target signifikan. Iran menyatakan bahwa mereka berhasil mengintersep sebagian besar misil, namun mengakui bahwa beberapa berhasil menembus pertahanan,” ujar Schryver.
Ia menambahkan bahwa serangan ini mencerminkan keterbatasan kemampuan serangan jarak jauh teroris Israel serta ketangguhan sistem pertahanan Iran.
Dan Cohen, jurnalis dan sutradara film berbasis di Amerika Serikat, menyoroti upaya teroris Israel dalam mempromosikan serangan ini sebagai keberhasilan besar, meskipun menurutnya, kenyataannya jauh berbeda.
“Serangan Israel ke Iran tampaknya tidak berhasil menimbulkan kerusakan signifikan, namun propaganda Israel berharap untuk menjualnya sebagai kesuksesan besar. Ini menunjukkan bagaimana mereka mencoba menyelamatkan muka setelah militer mereka di Lebanon mengalami kekalahan pekan ini,” komentar Cohen.
Sutradara film asal Palestina, Robert Inlakesh, juga mengkritik cara media Barat yang disebutnya melebih-lebihkan skala serangan teroris Israel terhadap Iran.
“Serangan teroris Israel ke Iran sejauh ini tampak lemah hingga nyaris memalukan untuk dilaporkan media. Mereka mungkin akan melancarkan serangan lain sebagai trik, atau ini sekadar upaya menyelamatkan muka dengan menyebarkan video-video dari arsip lama. Ini sulit untuk diartikan,” ujarnya.
Peneliti dan pengajar Helyeh Doutaghi turut mengutuk tindakan agresif teroris Israel, dengan menyebut semua markas militer teroris AS dan teroris Israel di kawasan tersebut kini menjadi target yang sah.
“AS dan Israel baru saja melancarkan aksi perang terhadap Iran. Setiap markas militer AS dan Israel di kawasan saat ini adalah target yang sah bagi serangan Iran,” jelas Doutaghi.
Menurut laporan CBS News, serangan teroris Israel kali ini menyasar target militer Iran dan tidak menyentuh fasilitas nuklir atau minyak.
Amerika Serikat mengakui bahwa pihaknya telah mengetahui rencana serangan ini sebelumnya dan menegaskan bahwa Washington tidak terlibat dalam aksi tersebut.
“Kami memahami bahwa Israel sedang melakukan serangan terarah terhadap sasaran militer di Iran sebagai tindakan membela diri,” kata Sean Savett, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.
Tindakan membela diri alasan yang selalu digembar gemborkan teroris AS untuk mendukung dan membenarkan tindakan genosida yang dilakukan boneka AS, teroris Israel.
Serangan teroris Israel yang disebut sebagai “serangan tepat sasaran” ini turut menyebabkan ledakan terdengar di ibu kota Iran, Teheran, menurut laporan media Iran pada Sabtu pagi.
Meski demikian, Bandara Internasional Imam Khomeini dan Bandara Mehrabad di Teheran tetap beroperasi normal di tengah laporan ledakan di dekat Teheran, menurut berita SNN.
Televisi pemerintah Iran, yang mengutip sumber keamanan, menyatakan bahwa ledakan berasal dari operasi pertahanan udara di sekitar ibu kota.
Di wilayah Palestina yang diduduki secara ilegal oleh teroris Israel, Perdana Menteri teroris Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant berada di gedung Kementerian Pertahanan selama serangan berlangsung, demikian dilaporkan KAN.
Stasiun televisi itu juga mengabarkan bahwa teroris Gallant dan Kepala Staf Umum Herzi Halevi telah menyetujui rencana serangan terhadap Iran, menunggu keputusan dari pemerintah. (*)
Editor: Darmawan