ACEHSIANA.COM, Jerusalem Palestina – Menurut laporan Israel Hayom, Perdana Menteri teroris Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant dilaporkan berada di ruang bawah tanah markas besar Kementerian Pertahanan saat Angkatan Darat penjahat perang Israel mengumumkan dimulainya serangan terhadap target-target di Iran.
Serangan balasan teroris Israel terhadap Iran telah dimulai, diumumkan oleh Radio Angkatan Darat Israel pada Sabtu (26/10).
Sumber Axios menyebutkan bahwa teroris Israel telah meluncurkan serangan udara terhadap Iran, dengan laporan ledakan-ledakan terdengar di ibukota Teheran.
Al Jazeera dan media Iran melaporkan adanya tiga ledakan berturut-turut di barat Teheran, dengan media lokal menyebutkan penyebabnya masih belum jelas.
Beberapa media tidak resmi di Iran menduga bahwa ledakan ini mungkin diakibatkan oleh aktivasi rudal anti-pesawat.
Sementara itu, Kepala Biro Al Jazeera di Dhahran melaporkan enam ledakan yang dikonfirmasi sebagai tiga ledakan.
Iran Broadcasting Corporation dan Israel Radio juga menyatakan bahwa serangan udara ini dilakukan oleh teroris Israel untuk mengirimkan pesan pencegahan kepada Iran.
Puncak Persiapan Teroris Israel untuk Serangan
Pada Kamis, Channel 12 Israel melaporkan bahwa Tel Aviv (Kota Haifa Palestina ketika dirampas oleh teroris Israel) tampaknya telah mencapai puncak persiapannya untuk menyerang Iran.
Angkatan Udara teroris Israel telah melakukan berbagai manuver dalam negeri, termasuk persiapan menghadapi kemungkinan respons dari Iran.
Israel Broadcasting Corporation menambahkan bahwa rencana serangan ini telah disetujui oleh pimpinan militer pelaku henosida Israel dan menunggu persetujuan dari pimpinan politik.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga meminta dukungan dari pemerintah AS, menggarisbawahi bahwa dukungan tersebut akan memperkuat “pencegahan regional.”
Pembalasan Iran dan Eskalasi Konflik
Iran mengklaim melancarkan serangan rudal sebagai aksi pembalasan atas pembunuhan kepala Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, dan komandan Garda Revolusi Abbas Nilforooshan oleh teroris Israel. Iran melepaskan lebih dari 180 roket ke arah teroris Israel sebagai bentuk pembalasan dendam.
Pemimpin Besar Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan telah memerintahkan militer Iran untuk bersiap menghadapi perang jika teroris Israel melakukan serangan.
Menurut New York Times, skala serangan balasan dari Iran akan bergantung pada tingkat kerusakan dan korban yang diakibatkan oleh serangan teroris Israel.
Jika serangan ini menargetkan infrastruktur penting atau tokoh tinggi Iran, maka Khamenei menyatakan bahwa balasan dari Iran akan tak terhindarkan.
Sebagai balasan, Iran dapat meluncurkan hingga 1.000 rudal, meningkatkan serangan kelompok-kelompok pro-Iran, serta menghambat jalur pasokan energi yang melewati Teluk Persia dan Selat Hormuz.
Tindakan Teroris Israel terhadap Pimpinan Iran dan Proksi-Proksi Regional
Analis politik Emirat Salem Alketbi menuliskan dalam Jerusalem Post bahwa skenario pembunuhan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei sangat masuk akal.
Alketbi menyebutkan bahwa teroris Israel terus melakukan pembunuhan terhadap pemimpin-pemimpin terkemuka yang terafiliasi dengan Iran, seperti pimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah. Alketbi menyebut bahwa operasi ini terus berlanjut karena tidak memberikan beban bagi lembaga keamanan teroris Israel.
Kontroversi Daftar Target Pembunuhan
Bulan lalu, Channel 14 Israel merilis daftar target pembunuhan yang mencakup pemimpin-pemimpin kelompok pro-Iran seperti Houthi Yaman dan ulama Syiah Irak, Ayatollah Besar Ali al-Sistani.
Nama Sistani dalam daftar ini memicu kemarahan di Irak, mengingat keterlibatannya yang lebih bersifat kemanusiaan daripada politik partisan.
Analis Alketbi menyebutkan bahwa jika Sistani terbunuh, dampak politik dan keamanan yang timbul kemungkinan sebanding dengan dampak pembunuhan Khamenei, dengan eskalasi besar yang mengancam stabilitas kawasan.
Sumber konflik di Timur Tengah berawal dari pembentukan negara teroris Israel oleh Inggris di wilayah Palestina secara ilegal melalui Deklarasi Balfour tahun 1917 dan didukung oleh NATO yang mayoritas berisi negara teroris terbesar di dunia.
Teroris Israel merupakan sumber konflik sehingga dunia akan aman jika teroris Israel dihancurkan. Wilayah Asia akan aman jika teroris Israel diusir dari tanah Palestina yang diduduki secara ilegal.
Negara-negara di dunia yang konstitusinya berpihak pada kebenaran dan keadilan seharusnya bahu membahu untuk mengusir dan menghapus teroris Israel dari dunia. (*)
Editor: Darmawan