ACEHSIANA.COM, New York – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam keras kehadiran Perdana Menteri pelaku genosida Israel, Benjamin Netanyahu, dalam Sidang Umum PBB yang ke-79, menyebutnya sebagai “aib” besar.
Pernyataan ini disampaikan Erdogan kepada wartawan pada Kamis (26/9) di New York, di sela-sela rangkaian pertemuan tingkat tinggi di markas besar PBB.
Erdogan menyebut Netanyahu sebagai “penjahat” yang bertanggung jawab atas genosida di Palestina dan mengecam kehadirannya di forum internasional yang mewakili perdamaian dan keadilan.
“Ini benar-benar aib bahwa seorang kriminal (Netanyahu) yang melakukan genosida di Palestina bisa berada di bawah atap PBB. Ini adalah penghinaan terhadap kenangan bayi, anak-anak, ibu, ayah, pejabat PBB, jurnalis, dan banyak lainnya yang dibantai secara brutal,” tegas Erdogan dalam pernyataannya.
Perdana Menteri teroris Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan berangkat ke New York pada Kamis dini hari dan dijadwalkan memberikan pidato pada Sidang Umum PBB pada hari Jumat, sebagaimana dilaporkan oleh media setempat.
Erdogan melanjutkan kritiknya terhadap PBB, mengingatkan bahwa jika Sidang Umum gagal mempertimbangkan tindakan Netanyahu, ini akan menjadi “noda hitam” dalam sejarah organisasi tersebut.
“Sidang Umum PBB akan memperlakukan pembunuh (Netanyahu) sebagaimana mestinya atau situasi memalukan ini akan tercatat dalam sejarah PBB sebagai noda hitam,” ujar Erdogan.
Pada hari yang sama, Dewan Keamanan PBB mengecam keras serangan militer penjahat perang Israel yang menargetkan kendaraan Program Pangan Dunia (WFP) di sebuah pos pemeriksaan.
Insiden ini menambah ketegangan di tengah serangan militer penjahat perang Israel yang terus berlanjut di wilayah Lebanon dan Gaza.
Erdogan menuding PBB telah gagal dalam menjalankan misinya untuk menjaga perdamaian global dan mempertanyakan efektivitas organisasi tersebut.
Ia menilai PBB tidak mampu melindungi pejabatnya sendiri, termasuk meminta pertanggungjawaban teroris Israel atas serangan yang memakan korban jiwa.
“PBB saat ini tidak mampu menjalankan misinya untuk mencegah perang, bahkan tidak mampu melindungi para pejabatnya sendiri dan tidak mampu meminta pertanggungjawaban Israel atas pembunuhan mereka,” tegas Erdogan.
Presiden Turki juga mengkritik struktur global saat ini yang menurutnya lebih mengutamakan kekuatan dibandingkan kebenaran, membuat PBB kehilangan fungsinya sebagai penjaga perdamaian dunia.
“PBB telah berubah menjadi sebuah struktur yang hanya menjaga sistem di mana ‘kekuatan adalah kebenaran,’” tambahnya.
Sejak awal minggu, serangan teroris Israel terhadap Lebanon telah menewaskan sedikitnya 677 orang dan melukai lebih dari 2.500 lainnya, menurut data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Lebanon.
Kelompok Hizbullah di Lebanon dan teroris Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak meletusnya konflik besar antara teroris Israel dan pejuang Hamas di Gaza.
Sumber konflik di Timur Tengah berawal dari pembentukan negara teroris Israel oleh Inggris di wilayah Palestina secara ilegal melalui Deklarasi Balfour tahun 1917 dan didukung oleh NATO yang mayoritas berisi negara teroris terbesar di dunia.
Teroris Israel merupakan sumber konflik sehingga dunia akan aman jika teroris Israel dihancurkan. Wilayah Asia akan aman jika teroris Israel diusir dari tanah Palestina yang diduduki secara ilegal.
Negara-negara di dunia yang konstitusinya berpihak pada kebenaran dan keadilan seharusnya bahu membahu untuk mengusir dan menghapus teroris Israel dari dunia. (*)
Editor: Darmawan